Mohon tunggu...
Awwaludin April
Awwaludin April Mohon Tunggu... Lainnya - S. Ag

Hanya mencoba menuangkan pikiran yang semoga bermanfaat bagi kita semua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Imam Al-Alusi, Sosok Mufasir Al-Qur'an dari Kalangan Sufi

25 Agustus 2022   19:14 Diperbarui: 25 Agustus 2022   19:17 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Biografi dan Perjalanan Keilmuan

Kajian tafsir Alquran semakin berkembang seiring berkembangnya zaman, mulai dari segi metode hingga corak penafsiran. Tokoh-tokoh tafsir juga semakin bertambah dengan jalur keilmuwan yang terhubung dari guru-guru sampai kepada murid-murid yang mengembangkan khazanah keilmuan bidang tafsir. Salah satu tokoh yang akan kita bahas adalah Imam al-Alusi yang memiliki latar belakang sufistiknya.

Al-Alusi memiliki nama lengkap Abu al-Thana' Shihab al-Din al-Sayyid Mahmud Afandi al-Alusi al-Baghdadi. Al-Alusi ;ahir tahun 1217 H atau bertepatan pada tahun 1802 M di sebuah tempat yang bernama Karkh yaitu sebuah daerah kecil sebelah barat kota Baghdad, Irak. 

Nama al-Alusi sendiri diambil dari nama desa tempat kelahirannya yang bernama Alus, yang terletak di pertengahan sungai Eufrat antara Syam dan Baghdad, atau sekarang terkenal dengan Suriah dan Irak.

Proses pendidikan al-Alusi di awali dengan bimbingan ayahnya yang juga seorang ulama pada masa itu. Setelah itu, ia mendapatkan pelajaran ilmu tasawuf dari gurunya yang bernama Syekh Khalid al-Naqshabandi, oleh karena itu al-Alusi dikenal sebagai ulama sufi sekaligus mufasir dengan corak sufistik melalui jalur keilmuannya.

Menginjak usia 13 tahun, al-alusi sudah menguasai bidang penulisan dan ta'lim. Meskipun masih remaja, tetapi al-Alusi telah mengajarkan banyak orang berwadahkan sebuah lembaga yang di asuh Syekh 'Abdullah al-Aquli di daerah Rasafah.  Beberapa tahun kemudian, al-Alusi mulai memperdalam ilmu tafsir Alquran, sampai pada usia 23 tahun ia mulai berkeinginan menulis sebuah karya tafsir.

Al-Alusi dikena sebagai 'Allamah, yaitu sebutan bagi ulama yang memiliki pengetahuan luas di bidang ilmu Alquran, Hadis, Ijtihad, dan ilmu-ilmu yang lain. Al-Ausi banyak mengikuti fatwa-fatwa dari mazhab Hanafiyah akan tetapi masih masih memiliki kecondongan untuk ijtihad seperti halnya mazhab Syafi'i. Untuk segi aliran akidah yang dianut oleh al-Alusi adalah aliran salaf.

Menginjak usia yang ke 31 tahun, al-Alusi mendapatkan gelar mufthi mazhab Hanafi yang dinobatkan langsung oleh Ali Ridha Pasha, menteri yang menjabat masa itu. Namun selang beberapa tahun kemudian, al-Alusi melepaskan jabatannya tersebut karena ingin fokus terhadap penulisan karya tafsirnya yang kelak dinamai Ruh al-Ma'ani.

pada tahun 1267 H, sambil menyelesaikan penulisan tafsirnya, al-Alusi melakukan prjalanan ke kota Istanbul, Turki. Di sana ia menunjukkan karya tafsir yang ditulisnya kepada Sultan 'Abdul Majid Khan selaku khalifah masa itu. Sang sultan menerima dengan baik karya tafsir yang ditulis al-Alusi itu dan memberikan penghargaan.

Al-Alusi wafat pada usia 53 tahun, bertepatan hari jum;at, 25 Dzulqa;dah 1270 H. Jenazahnya disemayamkan di kuburan Syekh Ma;ruf al-Karkhi di kampung halaman al-Alusi yaitu Karkh, kota Baghdad.

Kitab Ruh al-Ma'ani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun