Mohon tunggu...
AWH Production
AWH Production Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Komunikasi Internasional dalam Sejarah

27 September 2018   22:40 Diperbarui: 27 September 2018   22:42 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Komunikasi Internasional adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dari suatu negara untuk menyampaikan pesar penting dari negara komunikator tersebut kepada komunikan negara lain. Bidang Kajian Komunikasi Internasional memfokuskan perhatian pada proses melalui informasi dan data mengalir melalui batas-batas negara. Komunikasi Internasional pada awalnya memfokuskan diri pada bidang studi tentang arus komunikasi antar negara dan dalam perkembangannya muncul studi tentang propaganda.

Dilakukan dalam small group melalui jalur deplomatik, berkomunikasi langsung dengan pejabat tinggi negara untuk bekerjasama dalam menyelesaikan konflik, memelihara hubungan bilateral atau multilateral, memperkuat posisi ataupun meningkatkan reputasi negara di tengah pergaulan internasional. Dilakukan pada konferensi pers, pertemuan politik, forum internasional di tingkat PBB atau forum regional, atau bahkan pada pertemuan diplomatik seperti jamuan makan malam (kenegaraan).

Komunikasi yang dilakukan antara komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain dengan tujuan untuk memperoleh dukungan yang lebih luas. Mendinamisasikan hubungan internasional yang dijalin antara dua negara atau lebih. Membantu mencapai tujuan hubungan internasional dan meningkatkan capaian-capaian yang dikehendaki. Dilakukan melalui saluran media massa cetak dan elektronik : press release, reportase, artikel. Arus informasi yang bebas dan terbuka dari negara maju melalui media massa dinilai lebih merugikan negara berkembang. Komunikasi yang cenderung satu arah dijadikan alat kontrol bagi negara maju terhadap kekuatan sosial politik negara berkembang. Negara berkembang menghendaki new information order.

"Sejarah komunikasi internasional danpertukaran budaya" kata Kamalipour, dalamGlobal Communication (2002:viii), "samatuanya dengan peradaban manusia".Masyarakat beradab yang tidak pernahdipengaruhi oleh kebudayaan lain, tak akanpernah ada. Pada masa kuno atau abadpertengahan saling mempengaruhi peradabanadalah sesuatu yang lumrah. Tidak adaseorang pun yang mengeluhkannya. Tetapibelakangan, tepatnya sejak abad ke-19pengaruh kebudayaan asing mulai menjadimasalah karena dua alasan kata Kamalipour.Pertama, batas dan skala pengaruhkebudayaan asing meningkat signifikan.Kedua, bangkitnya nasionalisme di banyakkawasan negeri telah mempengaruhi carapandang orang terhadap kebudayaan asing.Lahirnya komunikasi internasional diAmerika, Inggris, dan hampir di seluruhkawasan Eropa adalah pada abad 20 dalamkonteks propaganda, ekspansi nasional danpenaklukan. Untuk kepentingan risetpropaganda, Amerika pada PD I dan II telahmembentuk program komunikasiinternasional sebagai bidang studi yang resmidi berbagai universitas Amerika Utara. 

Parasarjana komunikasi antara 1920-an hingga1950-an banyak berasal dari disiplin ilmusosiologi, ekonomi dan ilmupolitik(McMillin,2007:28). Pada 1926 HaroldD. Lasswell mengkaji teknik-teknik perangpsikologis bersama Walter Lippman, editordevisi propaganda Amerika. Merekamempelajari efek teknologi komunikasiterhadap dunia Barat. Hasilnya kemudian,membawa bidang studi komunikasi menjadibagian dari ilmu sosial. Keduanya -- Lippmandan Lasswell -- mempromosikan rumus: "who-- say what -- to whom - with what effect".Pada 1955 Massachusetts Institute ofTechnology (MIT), Amerika, telah membukasebuah program studi, bernama:"StudiKomunikasi Internasional" yang disponsorioleh yayasan perguruan tinggi itu (Allyene,1997:9). Sejak 1960-an bidang studi inikemudian dilembagakan di Amerika sebagaisalah satu bagian dari bidang studi"Hubungan Internasional". Banyak sarjanakomunikasi internasional dididik dengan latarbelakang hubungan internasional sepertimisalnya, Hamid Maolana. Sementara yanglain berlatarbelakang ilmu sosiologi sepertiEveret M. Rogers dan ilmu psikologi sepertiKarl Nordenstreng.Sehabis Perang Dunia II, terjadiPerang Dingin (Cold War) antara Blok Baratyang dipimpin Amerika dengan Blok Timuryang dipimpin Uni Soviet. 

Perang iniberlangsung dari 1945 hingga 1989 saattembok Berlin runtuh. Amerika mewakiliideologi kapitalis dan Soviet mewakiliideologi sosialis. Dalam konteks pergulatankomunikasi internasional, Amerikamemperjuangkan laissez-faire dan free flowof information yang digagas Komisi Huchin.Belakangan Unesco juga menuntut free flowacross border to lead better world yangdidukung para peneliti program risetkomunikasi internasional (KI) yang tergabungdalam MIT Center for International Studies.MIT ini lalu membentuk Program Riset dalamKomunikasi Internasional yang dipimpinLasswell, Ithiel de Sola Pool, Karl Dutsch,Daniel Lerner, Schramm, dan Lucian Pye.Riset mereka didanai Ford Foundation.Keterlibatan Amerika dalam PD IIdengan Soviet, membuat para peneliti biasBarat karena strategi KI dirancang agar proBaratdan anti-komunis. Paradigma KI yangmenjual doktrin free flow dan the ideal to leadbetter world kemudian dilegitimasi olehmetoda riset komunikasi yang berpusat padaefek empiris media yang diprakarsaiLasswell, Lazarsfeld dan Hovland. Lahirnyaparadigma pembangunan modernisasi yang didalamnya menempatkan media sebagai magicmultiplyer effects pembangunan, telahdijadikan sarana untuk mencapai cita-citaperubahan masyarakat dari tradisonal menujumodern.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun