Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ketika Berkumandang

1 Juni 2022   20:51 Diperbarui: 1 Juni 2022   21:06 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Adzan isya berkumandang, saatnya menemukan ketenangan. Mendekat kepadaNya, mengucap syukur dengan sesungguhnya jujur. Kenikmatan.

Adzan isya mengabarkan, dengan suaranya yang begitu lantang. Tenang adalah tenang, bimbang nyatanya bimbang. Tentukan saja pilihanmu duhai gerangan tuan.

Adzan isya berkumandang, bersahutan dari kiri juga kanan. Pendengaran sudah sepantasnya diaktifkan, menjalani hidup butuh memiliki bijak duhai gerangan puan.

"Aku mengerti!" gerangan tuan menyadari.

"Aku siap menjalani! gerangan puan memulai langkah, mengikuti isi suci darinya hati.

Adzan isya berkumandang, kabar baik ketika malam mulai menyapa raga yang merasa. Kabar baik teruntuknya jiwa, yang menolak menoleh lupa apalagi terlena.

"Malam memberi salam!" gerangan tuan berbisik.

"Malam menjawab salam!" gerangan puan turut ikut merasakan. Kelegaan perasaan.

Adzan isya berlalu pergi, setelahnya menemani selama sekian detik yang berarti. Adzan isya esok akan kembali menemui, itu pasti terjadi.

"Tentang esok.. itu harapanku! aku ini sifatnya fana! gerangan tuan lagi-lagi berbisik.

"Yang terbaik bagi kita adalah hari ini. 24 jam yang sungguh berharga." Gerangan puan menutup percakapan dua insan yang berbeda peranan.

sedikit catatan, Juni 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun