Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selamat Pagi Dunia

9 Juli 2020   10:14 Diperbarui: 9 Juli 2020   11:05 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Pixabay.com

Memang usiaku belumlah seberapa sih, masih meraba rasa pun tentunya kerap kali bertanya kepada mereka, yang secara usia... lebih banyak dari diriku ini. Tapi tetap saja aku seorang jagoan. "Toh memang terlahir jadi seorang jagoan, bukanlah seorang perawan."

"Jangan jadi seorang jagoan yang sembarangan, apalagi jagoan di hal yang bukan-bukan. Justru mesti berupaya jadi seorang jagoan yang penuh dengan rupa ketenangan, diimbangi senyuman dingin meyakinkan yang akan mampu mencairkan kebekuan kekakuan." Begitulah bunyi petuah dari salah satu seniorku.

"Disakiti perempuan?! Ah... itu sih belum jadi pengalaman, malahan jangan kejadian deh."

"Dikhianati teman-teman?! Ah... jangah ah, nggak asyik ah."

"Disukai banyak orang?! Ah... itu hanya ragam ujian keadaan, yang bisa saja kapan-kapan justru akan hanya jadi sebatas kenangan yang tinggallah sekumpulan akhiran tak bertuan." Tahan, tahan, dan lalu redam... supaya bisa tetap berdiri tegak di bumi, tanpa terbuai ketinggian.

Menjadi seorang jagoan, terkadang yang adalah kemungkinan yang memungkinkan untuk bisa bertumbuh kembang yang berkembang, salah satunya dengan menggunakan teknik menikmati momen-momen kesendirian yang tiada merasakan kesepian. "Karena justru berkat sunyi sepi sendiri, pikiran meraih ragam gumam pencerahan. Begitulah kira-kira yang sekiranya tak sebatas katanya..."

Bergelar seorang jagoan, semestinya mau menyenangi mengamati panorama pemandangan dan apapun keadaan, tanpa memandang dari salah satu ruang yang kesempitan. "Toh buah demi buah apapun dari sebuah petuah juga jentik-jentik masalah, adalah proses pembelajaran. Semestinya bisa meluaskan yang akan sanggup menjadi bukti-bukti terkini, yang akan mampu meningkatkan daya tahan juga tingkat kekebalan perasaan dari rupa-rupa pengalaman."

Kebiasaan seorang jagoan, semestinya sih lebih menyukai menjalani hari demi hari dengan kesederhanaan, yang tentu saja tidaklah berlebihan. "Sewajarnya yang nilainya adalah kenikmatan yang sesuai kebutuhan."

Ya ya ya... aku sedang berupaya untuk bisa seperti itu, seiring bergulirnya waktu yang mewarnai hari-hariku bertumbuh kembang. Berupaya jadi seorang jagoan yang bisa diharapkan, dan tentunya akan mampu membuktikan yang bukan sekadar perencanaan, yang tanpa pergerakan untuk bisa mewujudkan.

"Ah ternyata! Aku yang belumlah seberapa ini, diajarkan untuk mulai mengamati dua sisi visi misi, dari apapun yang belum, sedang, bahkan sudah terjadi. Bukan agar aku jadi grogi lalu mengurung diri atau berkecil hati, tapi justru agar aku bisa berdikari yang kemudian mengerti untuk bisa melampaui hal apapun yang harus aku lalui."

"Doaku pagi ini... semoga saja intuisi hati akan senantiasa menemani, hingga aku mendewasa lalu menua. Seiring waktu yang terkadang berlalu tak terasa, yang bisa tiba-tiba saja aku lalu berada di suatu ketika yang entahlah itu dimana."

Ridwan Ali 09072020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun