Orang itu memberanikan diri memasuki halaman rumah kenangan tanpa pagar pelindung untuk ingatan didalamnya
Mengetuk pintu usang dan gembok yang mulai berkarat termakan oleh usia.
Orang itu memberikan salam pertama dan tak ada yang membalasnya dengan sepatah kata. Ia memberikan salam kedua diiringi dengan ngesah yang membuat salam ketiga terdengar seperti orang yang marah marah
Di dalam rumah kenangan tak ada yang tersisa, selain gembok usang dan pintu yang mulai rapuh dimakan hewan penikmat kayu lapuk
Orang itu masih ingat akan ingatan yang tertinggal dalam kamar disebelah lorong belok kanan. Yang dingat orang itu adalah sebuah perkataan kasar dan perlakuan yang menyakitkan yang sengaja ia tinggalkan sebagai kenangan
Kini, ia ingin pungut kembali kenangan itu. Memperbaiki satu per satu kesalahan yang membuat sebuah hubungan berujung kegagalan
Orang itu ingin merujuk masa lalu, mengajaknya menginap kembali dalam perasaan yang telah ia perbaiki sendiri dan membebaskan cinta tanpa ada yang terbelenggu
Orang itu berlalu meninggalkan pintu, memberi salam keempat yang menjadi salam perpisahan terakhir untuk kenangan itu
Halaman serta pintu terlihat seperti tak ragu untuk membuatnya pergi dan meninggalkan rumah itu. Sebab, mereka lebih tahu permasalahan saat itu ketika orang yang sedang mabuk membanting pintu serta mencampakkan cinta yang tulus untuknya dahulu