Mohon tunggu...
awangga fazzri
awangga fazzri Mohon Tunggu... vtuber

hanya seorang pelajar random yang tiba-tiba menjadi mc dan igin menyelamatkan sebuah negara dari kehancuran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ekspor Diselamatkan, Tapi Kedaulatan Dikorbankan? Perjanjian Indonesia-AS yang Patut Dipertanyakan

25 Juli 2025   21:10 Diperbarui: 25 Juli 2025   21:07 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita Bangun Kilang, Tapi Untuk Mereka

Yang lebih menyakitkan, bukan hanya kita membeli produk mereka. Kita juga yang membangun fasilitas mereka—kilang minyak, dengan dana negara, di tanah asing. Sejak kapan proyek nasional dikerjakan untuk kepentingan luar negeri? Dan sejak kapan kita rela bekerja sebagai kontraktor bagi kekuatan ekonomi global?

Data Rakyat Bukan Komoditas Dagang

Di era digital, data adalah emas. Ia bisa mengungkap kebiasaan, perilaku, bahkan pola pikir sebuah bangsa. Dan dalam perjanjian ini, data warga Indonesia berpotensi dikendalikan dan dimanfaatkan oleh perusahaan luar, dengan dalih efisiensi dan investasi.

Kalau tanah dan tambang saja bisa diperebutkan, bayangkan betapa berbahayanya jika data rakyat juga diperjualbelikan.

yang terakhir, 2 hal yang aku setujui dari perundingan ini.

Kita memang belum sepenuhnya mandiri di sektor aviasi. Maskapai nasional membutuhkan armada besar, dan sayangnya, belum ada produsen lokal yang mampu menyediakan pesawat sekelas Boeing 777.
Maka wajar jika ada pembelian. Tapi pertanyaannya:

Apakah pembelian ini karena kebutuhan teknis yang riil, atau justru syarat politik agar kita bisa ekspor dengan diskon?

Jika yang kedua, maka ini bukan sekadar pembelian. Ini pembayaran kedaulatan dalam bentuk komersial.

Demikian pula dengan alat pertanian. Petani Indonesia memang butuh modernisasi. Tapi:

  • Kenapa harus dari Amerika?

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun