Kita Bangun Kilang, Tapi Untuk Mereka
Yang lebih menyakitkan, bukan hanya kita membeli produk mereka. Kita juga yang membangun fasilitas mereka—kilang minyak, dengan dana negara, di tanah asing. Sejak kapan proyek nasional dikerjakan untuk kepentingan luar negeri? Dan sejak kapan kita rela bekerja sebagai kontraktor bagi kekuatan ekonomi global?
Data Rakyat Bukan Komoditas Dagang
Di era digital, data adalah emas. Ia bisa mengungkap kebiasaan, perilaku, bahkan pola pikir sebuah bangsa. Dan dalam perjanjian ini, data warga Indonesia berpotensi dikendalikan dan dimanfaatkan oleh perusahaan luar, dengan dalih efisiensi dan investasi.
Kalau tanah dan tambang saja bisa diperebutkan, bayangkan betapa berbahayanya jika data rakyat juga diperjualbelikan.
yang terakhir, 2 hal yang aku setujui dari perundingan ini.
Kita memang belum sepenuhnya mandiri di sektor aviasi. Maskapai nasional membutuhkan armada besar, dan sayangnya, belum ada produsen lokal yang mampu menyediakan pesawat sekelas Boeing 777.
Maka wajar jika ada pembelian. Tapi pertanyaannya:
Apakah pembelian ini karena kebutuhan teknis yang riil, atau justru syarat politik agar kita bisa ekspor dengan diskon?
Jika yang kedua, maka ini bukan sekadar pembelian. Ini pembayaran kedaulatan dalam bentuk komersial.
Demikian pula dengan alat pertanian. Petani Indonesia memang butuh modernisasi. Tapi: