Mohon tunggu...
Avif Fernanda
Avif Fernanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa biasa

Jika saya adalah seorang penulis, maka saya akan menulis bio lebih baik daripada ini :)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengejar Fajar ke Goa Cemara

7 Juni 2021   21:46 Diperbarui: 8 Juni 2021   16:45 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesuai dengan namanya yakni Goa Cemara, pantai ini dipenuhi oleh rerimbunan pohon Cemara Udang yang berjejer rapi. 

Rindang daunnya yang saling bertubrukan dari satu pohon ke pohon lainnya mampu membentuk kanopi yang menawarkan keteduhan bak melintas di lorong gua. Dari sinilah orang-orang sekitar kemudian menyebut tempat ini dengan nama Goa Cemara. 

Terlebih cemara-cemara yang tertanam rapi di sepanjang bibir pantai ini jumlahnya juga tak kurang dari 7.000 buah. Pohon cemara dengan jenis Cemara Udang ini tercatat telah memenuhi lahan seluas 20 hektar yang ada di sepanjang pantai.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Beranjak ke selatan untuk menuju bibir pantai dengan menyusuri rindangnya bayang-bayang di sepanjang jalan yang dinaungi atap-atap daun cemara mampu memayungi diri dari terik mentari yang cukup menyengat di musim kemarau saat ini.

Terlebih bagi kaum yang takut kulitnya gosong terpanggang matahari, sensasi teduh Goa Cemara ini tentu bisa menjadi daya pikat tersendiri. Tidak hanya teduhnya saja, tetapi juga lekukan-lekukan unik dari batang-batang cemara tersebut sering dijadikan serba-serbi sarana berswafoto dengan berbagai gaya maupun keperluan. 

Ada beberapa orang yang mengabadikan foto dengan pernak-pernik atribut ala selebgram lengkap dengan make up dan tata riasnya, ada juga yang mengambil potret dengan segala kesederhanaan yang ada namun tetap penuh rasa bahagia dan suka cita, bahkan tak jarang pula ada yang menangkap momen demi keperluan pesta di meja pelaminan. 

Hembusan angin laut selatan yang mampu menerbangkan helai-helai mahkota rambut dan gaun-gaun busana ketika berfoto semakin menambah estetika tanpa harus bersusah payah mencari kipas angin untuk menerbangkannya. 

Selain itu, terdapat gubuk-gubuk cantik di sepanjang jalan menuju bibir pantai yang menyajikan berbagai masakan laut (seafood) yang dapat dinikmati sembari mencuri pandang pada gemulainya daun-daun cemara yang diterpa angin. Bahkan terkadang ada konser pagelaran lokal yang digelar untuk memeriahkan suasana pantai.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Sesampainya di bibir pantai, deburan ombak terdengar menyapa dengan riuhnya, memecah kepenatan yang meradang sesak di kepala. Birunya luas samudra hingga ujung cakrawala terpampang nyata lewat rekaman mata.

Sontak membuka ruang untuk sejenak merebahkan beban hidup yang dipikul di dunia lalu melemparkannya ke kedalaman samudra. 

Hanya lewat tatapan mata, memandang lurus ke kaki angkasa, garis kebiruan itu memukau setiap manusia, mengingatkannya kembali akan makna sebuah kebebasan yang kini telah direnggut oleh tamaknya hiruk pikuk duniawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun