Mohon tunggu...
Aviecenna Azzura
Aviecenna Azzura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pelita Harapan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatnya Kasus Perundungan Di Sekolah

5 Mei 2024   21:00 Diperbarui: 5 Mei 2024   22:49 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perundungan atau bullying merupakan isu yang sangat penting di Indonesia, karena kasus perundungan semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut data yang dirilis oleh sistem informasi online perlindungan perempuan dan anak (SIMFONI-PPA), dari bulan januari hingga februari 2024 terdapat 1993 kasus kekerasan terhadap anak, jumlah tersebut menunjukan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Komisi nasional perlindungan anak (komnas PA) mencatat sebanyak 3.547 laporan kasus perundungan terhadap anak sepanjang tahun 2023, dengan 861 kasus terjadi di lingkup pendidikan ataupun sekolah [i]. Di sekolah perundungan dapat terjadi dalam berbagai tindakan seperti pelecehan verbal, fisik, sosial maupun di media sosial. Perundungan dapat berdampak negatif pada keamanan, kesejahteraan dan prestasi siswa.

Isu perundungan sangat perlu penanganan yang serius dan cepat, agar tidak ada lagi korban-korban selanjutnya. Penyebab perundungan di sekolah adalah beragam seperti perbedaan fisik, status sosial ekonomi, agama, etnis maupun perbedaan lainnya. Pemerintah telah mengeluarkan sebuah peraturan melalui Kemendikbud Ristek Republik Indonesia dengan menerbitkan Permendikbud Ristek Nomor 46 tahun 2023 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan pendidikan. Peraturan tersebut bertujuan untuk meningkatkan tindakan pencegahan dan penangan kekerasan di lembaga pendidikan dengan memperluas lingkup sasaran peserta didik, pendidik, tenaga pendidik dan semua pihak terkait di lingkungan pendidikan[ii]. Namun kurangnya pengawasan dan intervensi dari pihak sekolah, serta budaya perundungan yang sudah mengakar di masyarakat atau lingkungan sekolah, menjadi faktor pendorong terjadinya bullying atau perundungan. Dampak dari perundungan dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental seperti luka pada fisik, depresi, kecemasan dan harga diri rendah. Selain itu perundungan juga berdampak pada prestasi akademik dengan menurunya konsentrasi dan fokus belajar, yang  menyebabkan menurunya prestasi siswa di sekolah dan mengganggu kenyamanan di sekolah.

Sehingga isu perundungan ini sangat penting untuk dibahas karena dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan dan masa depan siswa. Perundungan tidak hanya mengganggu proses belajar dan perkembangan siswa, tetapi juga dapat memicu masalah psikologis yang lebih serius seperti depresi, gangguan kecemasaan, hingga terjadinya tindakan bunuh diri. Perundungan juga dapat membuat lingkungan sekolah menjadi tidak aman dan tidak kondusif bagi proses pembelajaran, yang dapat menghambat dalam  upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, perundungan menjadi isu yang sangat penting untuk dibahas dan dengan melibatkan peran dari semua kalangan pemerintah, sekolah, siswa, orang tua siswa dan masyarakat luas dapat ikut berupaya dalam mencegah terjadinya perundungan di sekolah.

Dampak Terhadap Kasus Perundungan 

Perundungan di lingkungan pendidikan merupakan permasalahan yang kompleks dan merupakan prioritas utama di seluruh dunia. Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak buruk perundungan, dapat memberikan sebuah peluang untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran terhadap permasalahan ini. Sehingga dapat meningkatkan perhatian dari berbagai pihak seperti pemerintah, sekolah, orang tua, siswa dan masyarakat secara keseluruhan terhadap pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua pelajar. Dengan meningkatnya perhatian terhadap isu perundungan ini, dukungan terhadap upaya pencegahan perundungan semakin meningkat, sehingga sekolah dapat mengambil tindakan yang strategis dan melaksanakannya dengan lebih efektif untuk mencegah dan menangani kasus perundungan, karena banyaknya dukungan dan bantuan dari masyarakat luas dalam membantu mencegah perundungan.

Upaya pencegahannya seperti memperkuat kebijakan atau peraturan anti perundungan, melatih guru dan staf untuk mengenali dan pencegahan perundungan serta keterlibatan siswa dengan kegiatan upaya mencegah pembullyan atau perundungan dengan meningkatkan kepedulian saling perhatian dan saling menerima perbedaan. Peran orang tua dalam mengawasi perilaku anak baik disekolah maupun dirumah juga sangat penting, serta dukungan dari masyarakat dalam mengawasi kasus  pembullyan atau perundungan. Sehingga sekolah dapat menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perundungan serta sekolah dapat menerapkan dan merancang peraturan yang lebih efektif untuk menyelesaikan permasalahan perundungan.

Hal ini berkaitan dengan pemikiran filusuf St.Agustinus yang menekankan pentingnya menjalani hidup yang baik. Tindakan perundungan yang merendahkan, menyakiti dan merugikan orang lain sangat bertentangan dengan prinsip dari St. Agustinus. Menurut agustinus bahwa manusia harus menjalani hidup yang baik, dengan cara saling bermanfaat bagi sesama, memperlakukan orang lain dengan baik, saling menghormati, membantu dan memaafkan. Oleh karena itu, dengan menerapkan prinsip atau pemikiran dari St. Agustinus dapat membantu manusia dalam menjalani hidup yang baik dan jauh dari perundungan, baik disekolah maupun diluar sekolah. Pendekatan melalui ajaran agama merupakan hal yang sangat penting, karena agama mengajarkan untuk saling mengasihi dan berbuat baik, serta mendekatkan diri kepada tuhan dapat memperkuat komitmen untuk dapat menjalani kehidupan yang baik sesuai dengan ajaran St. Agustinus. Dengan memahami pemikiran St. Agustinus bahwa, kita dapat menciptakan lingkungan yang baik dan bebas dari tindakan perundungan.

Penyebab dan Kritk Terhadap Kasus Perundungan

Salah satu penyebab mendasar terjadinya perundungan sekolah adalah kurangnya pengawasan dari pihak sekolah. Banyak kasus perundungan terjadi tanpa diketahui oleh guru atau staf sekolah dan bahkan ketika pihak sekolah mengetahuinya banyak sekolah, yang tidak menanganinya dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh kekhawatiran pihak sekolah akan reputasi sekolahnya menjadi buruk serta sekolah pun terlalu fokus pada pencapaian akademik sehingga mengabaikan permasalahan yang terjadi. Selain itu, kurangnya pelatihan bagi guru dan staf dalam menangani kasus perundungan serta kurangnya fasilitas seperti CCTV untuk memantau atau mengawasi kegiatan para siswa, ketika para guru tidak berada di tempat secara langsung. Peran orang tua juga sangatlah penting bagi tumbuh kembangnya, kurangnya keterlibatan orang tua dalam pengawasan anak dapat menjadi faktornya. Seringkali orang tua tidak mengetahui yang terjadi dan kurang peduli terhadap masalah yang dialami oleh anak mereka. Sehingga semua faktor-faktor ini dapat membuat perundungan terus berlanjut tanpa penangan yang tepat.

Kritik pada pada isu perundungan di sekolah adalah disebabkan oleh  beberapa faktor, diantaranya kurangnya perhatian pihak sekolah dalam menangani kasus perundungan. Banyak sekolah yang tidak memiliki kebijakan yang jelas dan prosedur yang terstruktur untuk menangani kasus perundungan, sehingga berdampak pada mekanisme pelaporan yang seringkali lambat dalam merespon insiden perundungan terjadi. Akibatnya tindakan perundungan terus berlangsung tanpa adanya tindakan tegas dari pihak sekolah. Selain itu, kurangnya keterlibatan orangtua dalam mengawasi dan memantau anak-anak mereka di sekolah menjadi faktor penting. Beberapa orang tua mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan atau aktivitas lain sehingga tidak dapat secara aktif memantau kehidupan sekolah anak-anak mereka. Komunikasi yang kurang antara sekolah dan orang tua juga merupakan salah satu faktor penting, ketika sekolah  tidak transparan dalam memberikan informasi atau tidak melibatkan orang tua ketika terjadi insiden perundungan, maka orang tua tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipas dalam upaya penanganan dan pencegahan perundungan di sekolah.

Sistem pendidikan yang mengutamakan pada pencapaian akademik, seringkali terlalu fokus pada hasil tes dan nilai rapor yang menyebabkan siswa tertekan untuk selalu mengejar prestasi tinggi. Akibatnya siswa yang tidak mampu memenuhi tuntutan tinggi akademik ini seringkali mendapatkan perlakuan diskriminatif dari teman-teman mereka seperti diejek, dikucilkan atau bahkan menjadi sasaran perundungan. Tekanan untuk berprestasi akademik yang berlebihan membuat mereka rentan menjadi sasaran perundungan oleh siswa lain yang merasa lebih unggul secara akademik. Selain itu, sistem pendidikan yang terlalu fokus pada hasil tes dan nilai rapor juga dapat memicu tumbuhnya budaya persaingan tidak sehat di kalangan siswa, yang dapat mendorong mereka untuk melakukan  menyontek. Kondisi ini menciptakan situasi yang tidak baik yang dapat memicu terjadinya tindakan perundungan di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun