Mohon tunggu...
Jack Silaban
Jack Silaban Mohon Tunggu... Freelancer - MAHASISWA

ORANG YANG BIASA SAJA DI LINGKUNGAN LUAR BIASA

Selanjutnya

Tutup

Film

Sesuatu tentang Joko Anwar

27 September 2021   16:51 Diperbarui: 27 September 2021   17:02 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://elle.co.id/urban/interview/joko-anwar-selalu-bicara-secara-logika/ 

Dunia film di Indonesia lengkap dengan berbagai sutradara yang seperti kurma, makin lama makin manis. Salah satu sutradara yang sudah banyak dikenal adalah Joko Anwar.

Joko Anwar lahir pada tanggal 3 Januari 1976 di Medan. Ia adalah seorang penulis, produser dan sutradara dari banyak film ternama. Beberapa filmnya yang mungkin kalian kenal adalah Gundala (2019) dan Pengabdi Setan (2017). Ia memang sudah menyukai dunia film dari kecil dan sering menonton film horor dan kung fu. Ia sudah sering menulis naskah drama di bangku sekolah dan sempat menjadi pekerja lepas di The Jakarta Post lalu menjadi kritikus film sebelum menjadi sutradara.

Saya tidak mengangkat nama Joko Anwar hanya untuk memuji karyanya yang luar biasa. Akan tetapi, saya ingin menganalisis Joko Anwar dari segi auteur. Saya akan melakukan analisis berdasarkan buku dari Robert Stam : Film Theory : An Introduction yang di publikasi pada tahun 2000. 

Stam (2000,hal 83) mendefinisikan auteur dalam beberapa hal adalah ekspresi dari eksistensi humanisme  yang direfleksikan dalam suatu fenomenologi. Akan tetapi menurut Jean Paul Satre salah seorang filsuf eksistensialisme, keberadaan film mendahului esensinya.

Jika saya jabarkan lagi kutipan dari Stam, auteur harus memiliki ciri khas dalam setiap karyanya. Misalnya Joko Pinurbo yang memiiki ciri untuk memecah, menyambungkan, dan memberikan makna pada kata-kata dalam puisinya yang berjudul Kamus Kecil. Sutradara yang pantas disebut seorang auteur adalah sutradara yang memiliki ciri khas.

Ciri Khas Joko Anwar

Jika anda berjalan ke bioskop dan ingin menonton film dari Joko Anwar, pasti ekspektasi anda sudah tinggi. Ya, memang bagi saya Joko adalah salah satu sutradara terbaik yang dimiliki oleh Indonesia. Dari tulisan yang tepat hingga teknik yang ia pilih memang patut diacungi jempol. Akan tetapi ada beberapa hal yang menurut saya menjadi ciri khas film Joko Anwar.

1. Film Horor yang melibatkan sosok ibu

Dalam beberapa karyanya seperti Pintu Terlarang (2009), Pengabdi Setan (2017), dan Perempuan Tanah Jahanam (2019) Joko selalu menampilkan sosok ibu atau wanita yang memiliki masalah dalam keluarganya. Masalah tersebut kemudian menjadi pemicu atau awal mula semua konflik terjadi. 

Joko Anwar pun tidak terlalu sering menampilkan adegan jumpscare dalam film horornya tidak seperti kebanyakan film horor jaman sekarang. Menurut saya hal ini seperti salah satu ciri khas dari film Joko Anwar.

Sumber : CNN Indonesia
Sumber : CNN Indonesia

2. Kritik sosial dalam film

Dalam film Gundala (2019) dan film-film sebelumnya, Joko Anwar selalu menampilkan kondisi ekonomi menengah yang menurut saya merupakan kritik sosial bagi negara kita. Terlebih pada film Gundala (2019) Sancaka adalah orang yang memiliki kondisi ekonomi yang kurang baik.  Akhirnya hal tersebutlah yang membuat Sancaka mengambil peran sebagai pahlawan yang bernama Gundala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun