Yudhistira Ardi Poetra, M.I.Kom
Menjadi manusia adalah gudang kesalahan, tapi bagaimana jika menjadi pengajar? Dituntut menjadi contoh yang sempurna dan jarang sekali untuk dipahami. Padahal pengajar juga adalah manusia yang terus belajar dan ingin dimengerti. Mas Yudhis seorang dosen UPNVJ beranggapan bahwa antara pengajar dengan yang diajar harus bisa saling mengerti satu sama salin kalau mereka adalah manusia yang terus belajar dan membuat kesalahan.
Riwayat Pendidikan
- S1 - Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas
S2 - Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas
Yudhistira Ardi Poetra, M.I.Kom. merupakan salah satu dosen di jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UPN "Veteran" Jakarta. Mas Yudhis lahir di Padang, 31 Desember 1993. Kemudian menjalani pendidikan S1 dan S2 di Universitas Andalas dengan program studi Ilmu Komunikasi. Menurut pandangan Mas Yudhis "dosen adalah suatu pekerjaan yang mulia karena mengajar dan juga pekerjaan yang ngeri-ngeri sedap" katanya.Â
Menurut mas yudhis juga mengapa bisa ngeri-ngeri sedap karena yang pada awalnya ngeri dan kecil upahnya, jika terus menekuni dan maju akhirnya bisa juga sedap atau dapat jabatan yang tinggi di kampus. Kalau ingin cepat kaya jangan jadi dosen kenapa disebut mulia juga karena menjadi dosen selalu belajar terus dan berbagi ilmu.
Memulai karir menjadi dosen pada tahun 2019 di Universitas Andalas. Pada awalnya Mas Yudhis tidak ingin menjadi dosen, bukan karena gajinya yang kecil tetapi karena ayah nya  yang juga seorang dosen dan melihat perjuangannya seperti apa. Tidak tahu tahun pastinya kapan tetapi setelah lulus S2 langsung mendapat tawaran untuk menjadi dosen honorer dan dijanjikan untuk diangkat menjadi dosen tetap, akan tetapi setelah hampir 3 tahun akhirnya memilih untuk tidak mengajar di Universitas Andalas lagi, dan saat  masih menjalani pendidikan Mas Yudhis memiliki pengalaman menjadi Asisten Dosen.
Orang yang paling berpengaruh dalam menentukan karirnya sebagai dosen menurut Mas Yudhis adalah ayah, karena paling sering ngobrol, berdebat, bertanya, dan berdiskusi dengan ayah. Banyak yang mengira Mas Yudhis memutuskan untuk menjadi dosen karena faktor ayah, padahal sebenarnya tidak. Menurut Mas Yudhis untuk menjadi orang yang sabar dosen adalah pekerjaan yang menarik karena waktu kerjanya juga sangat menyenangkan.Â
Selama menjalani profesinya sebagai dosen menurut Mas Yudhis menjadi dosen itu  sebenarnya karena apa yang kita ajarkan harus rasional dan dapat diterapkan, sama seperti seorang guru sebisa mungkin harus menjadi contoh tetapi di satu sisi kami para pengajar juga manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan, tidak apa-apa jika mempunyai sisi yang berbeda.Â
Dari pandangan mas yudhis tentang pengajar dan menjadi manusia adalah ketika kita saling memahami, bahwa pengajar juga selalu belajar bukan seorang individu yang sempurna. Oleh karena itu, seperti Mas Yudhis bilang "Pengajar itu juga terus belajar"Â
Illustrator Oleh Aurellia Calista
Reporter Oleh Joe Falenzky Ramadhan
Penulis Joe Falenzky Ramadhan