Mohon tunggu...
KKN 123 Sarimulyo
KKN 123 Sarimulyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok KKN-K

Kelompok KKN-K Desa Sarimulyo, Jombang, Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelompok 123 KKN Kolaboratif Kabupaten Jember: Pengrajin Wayang Eksis di Tengah Gempuran Budaya Barat

18 Agustus 2022   14:23 Diperbarui: 18 Agustus 2022   14:26 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN bersama pengrajin wayang [Dokumen Pribadi]

Selama kegiatan KKN Kolaboratif berlangsung, untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia, para mahasiswa KKN memilih untuk mengunjungi seorang warga di Dusun Sariagung, Desa Sarimulyo, Kabupaten Jember (18/08). Beliau merupakan seorang pengrajin produk asli Indonesia yang sudah mulai tergerus eksistensinya di era modernisasi ini yaitu wayang. 

Tidak menunggu waktu lama, rombongan mahasiswa KKN berangkat menuju kediaman beliau di RT 21 RW 6. Setelah melewati beberapa perumahan, akhirnya sampai di rumah beliau, rumah tidak terlalu besar, sederhana dan terletak di pinggir jalan Sariono -- Sumberagung. 

Pada kesempatan kali ini, rombongan mahasiswa diterima oleh istri beliau dan langsung memberitahukan tujuan mahasiswa KKN mengunjungi kediaman bapak Ngalimun. "maaf bapak masih di sawah, sebentar saya panggilkan ya" ucap istri Ngalimun. 

Beberapa menit kemudian, seorang bapak bapak dengan perawakan tidak terlalu tinggi, kulit sawo matang agak gelap datang menghampiri teman teman KKN, beliau adalah Bapak Ngalimun, pengrajin wayang Desa Sarimulyo. Setelah para mahasiswa KKN menjelaskan tujuan kedatangan mereka, Ngalimun langsung menjelaskan tentang pasang surut menjadi pengrajin wayang.

Gunungan Wayang [Dokumen Pribadi]
Gunungan Wayang [Dokumen Pribadi]

Pria kelahiran 1942 ini menjelaskan bahwa beliau sudah mulai berkecimpung di dunia pembuatan wayang sejak remaja. Budaya wayang adalah warisan turun temurun khas Indonesia. Aset berharga dari Indonesia ini terbuat dari kulit sapi atau kulit kerbau. "Biasanya saya memakai kulit sapi atau kerbau mas, tapi kalau kerbau kan sudah jarang disini" ucap Ngalimun. 

Namun, seiring berjalannya waktu, wayang bisa dibuat memakai karton, tentunya tingkat kesulitan karton dan kulit hewan berbeda. Di dinding rumah beliau, terdapat banyak sekali wayang yang dipajang. Menurut penuturan beliau, wayang yang beliau pajang ada nama masing-masing sesuai dengan penokohan wayang jawa, seperti arjuna, nakula, sadewa dan lainnya. 

"Ini berasal dari keluarga pandawa mas mbak, wayang yang saya punya" ucap Ngalimun. Ukuran wayang juga bermacam macam, ada yang kecil dan juga besar, tergantung permintaan pemesan.

Beliau menjelaskan secara singkat dalam pembuatan wayang kulit. Mulanya, seorang pengrajin wayang akan membuat sketsa wayang sesuai dengan desain penokohan wayang yang diinginkan. Lalu kulit atau karton yang sudah digambar desain dibentuk menggunakan peralatan dari besi, seperti alat memahat. 

Proses yang paling membutuhkan konsentrasi adalah ketika memahat atau membentuk bagian detail dari wayang seperti mata atau pola meliuk dari sketsa wayang yang telah dibuat. Untuk membuat wayang menjadi apik dan bernilai, wayang di cat menggunakan cat air sehingga terlihat berwarna dan bernilai tinggi. 

Agar terlihat bergerak, wayang dipasangi suatu komponen sehingga lengan bisa bergerak ketika digerakkan oleh dalang memakai alat kendali. Setelah dilakukan pengecekan ulang, wayang diletakkan di dalam kotak untuk kemudian siap dikirim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun