Mohon tunggu...
Auramanur Jafar Sidiq
Auramanur Jafar Sidiq Mohon Tunggu... Seniman - Calon Sejarahan dan Kolektor Property Antik

Kuliah di UIN JKT jurusan Sejarah Peradaban Islam dan sebagai Mahasantri di Ponpes Sulaimaniyah Ciputat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Review Sumber "Sejarah Lisan" Buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia Karya Cindy Adams

21 Desember 2020   03:06 Diperbarui: 21 Desember 2020   03:33 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ukuran: 16×24 cm

Kategori: Autobiografi

Harga buku: Rp. 120.000

Sekilas:

“Saya merasa bangga bahwa saya ikut serta pada permulaan dari ditulisnya buku ini. Buku tersebut amat menarik dan penting, karena melalui buku itu terbukalah kesempatan bagi dunia untuk mengenal Sukarno sebagaimana kawan-kawannya yang terdekat mengenalnya – masa mudanya, masa bertahun-tahun dalam penjara, perjuangannya, dan pandangannya tentang masalah-masalah dunia. Buku tesrebut mengungkapkan sifat dan jiwa beliau secara menyeluruh”. Howard P. Jones (bekas Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia)

  •  Sinopsis cover luar bagian belakang

Dalam review kali ini, saya ditantang oleh dosen pengampu kuliah saya untuk menyelesaikan laporan bacaan yang merujuk pada sumber sejarah lisan. Maka dari itu, saya memilih sumber sejarah dalam bentuk fisik yang saya miliki berupa buku. Buku yang akan saya ulas kali ini merupakan buku tua yang cukup rapuh keadaanya. Usia nya mencapai 50 tahun keatas dan buku ini tergolong buku ‘langka’ dikarenakan keberadaanya yang sulit ditemukan dewasa ini.

“Sukarno an Autobiography as told to Cindy Adams” merupaka judul asli dari buku ini, edisi Amerika Serikat yang diterbitkan oleh The Bobbs Merrill Company inc. Karena banyaknya permintaan pembaca diseluruh kepulauan Indonesia akhirnya tibalah edisi berbahsa Indonesia dengan tajuk “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”. Buku yang saya jadikan acuan dalam tulisan ini merupakan sumber sejarah lisan dari wawancara antara Cindy Adams dan Presiden Sukarno, yang terbit bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun beliau yang ke-65 pada tanggal 6 Juni 1966. Dengan kata lain, buku ini sudah berusia sekitar 54 tahun lamanya.

Doc. Pribadi ket. foto cover bagian belakang
Doc. Pribadi ket. foto cover bagian belakang
Dalam buku tersebut, Cindy Adams diketahui sebagai pewawancara asing yang berkebangsaan Amerika Serikat, sehingga buku otobiografi tersebut tidak menutup kemungkinan bisa mencapai hasil yang seobjektif mungkin karena disusun dan ditulis dari hasil wawancaranya dengan Sukarno. Dengan menggunakan teknik wawancara yang aktual, Cindy Adams memfokuskan pada topik dan pendekatan pengalaman hidup tokoh Bung Karno (life history). Dari buku ini kita dapat mengetaui segala sesuatu yang menyangkut jati diri Bung Karno, seperti masa mudanya, pedidikannya, perjuangannya, pengalamannya dan ide-idenya mengenai manusia, persahabatan, agama dan cintanya.

Karena Cindy Adams mendapat ‘responden’ atau interviewee dari salah satu tokoh papan atas yaitu petinggi negara, maka bisa dikatakan bahwa Cindy Adams mengangkat sejarah lisan pada abad ke-19 di Barat, yang pada kala itu mulai fokus mengenai “pengalaman elit”, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1948. Dengan peranan sejarah lisan yang demikian, wartawan wanita asing itu harus mengumpulkan informasi penting yang dikisahkan oleh tokoh besar tersebut.

Sedangkan pada sejarah yang lain, yaitu kasus ‘orang-orang kecil’. Perkembangan historiografi Indonesia berawal sejak tahun 1970 sampai 1980. Tema-tema bergeser dari sejarah orang-orang besar, tokoh elit, tradisi besar ke sejarah orang-orang kecil atau masyarakat biasa. Sebagai contoh, pelopor yang mengangkat tema-tema “orang kecil” yaitu terdapat dalam Disertasi Sartono Kartodirdjo mengenai “Pemberontakan Petani Banten tahun 1888” dengan perspektif yang Indonesia sentris. Dimana tulisan tersebut fokus pada para petani Banten yang melawan tentara kolonial Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun