Mohon tunggu...
Aulia Puspitasari
Aulia Puspitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Scrol tiktok

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penginderaan Jauh dalam Persfektif Filsafat Sains

28 April 2024   23:38 Diperbarui: 28 April 2024   23:46 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jensen dan Dahlberg (1986) menyatakan bahwa penginderaan jauh merupakan teknik dalam geografi yang berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri. Hal yang menandai penginderaan jauh sebagai ilmu adalah dimilikinya metodologi, teknik, dan orientasi intelektual yang berkembang mengikuti tren perkemba- ngan suatu ilmu, yakni dari tahap awal yang ditandai kelangkaan pustaka. Tahap kedua ditandai oleh pertumbuhan eksponensial yang ditandai dengan berlipatnya jumlah publikasi pada interval waktu tertentu. Tahap ketiga merupakan tahap dimana perkembangan ilmu mulai menurun, tetapi pertambahan tiap tahunnya tetap bertambah. Tahap keempat merupakan periode perkembangan akhir yang ditandai dengan tingkat pertumbuhan yang mendekati nol. Menurut Jansen dan Dahlberg, penginderaan jauh telah mencapai tahap kedua, dan sedang mendekati tahap ketiga.

Wujud objek dalam penginderaan jauh memang bukan wujud sebenarnya. Penginderaan jauh memberikan kesan fitur bumi permukaan dalam format bergambar. Gambar (citra) atau image/ imagery bukan kebenaran sejati (Bhatta, 2013), misalnya, gambar permukiman (pada citra) dan permukiman itu sendiri (realitas) tidak sama. Objek yang tergambar pada citra merupakan wujud khayali, tetapi wujud khayali ini menggambarkan wujud real, sehingga dalam perspektif filsafat ilmu, masih dapat dibenar- kan sebagai wujud objek yang dapat dipelajari dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tidak sedikit dalam kajian keilmuan, wujud objek empirik dapat dikenali dari wujud khayalinya atau mendasarkan pada tanda-tanda keberadaannya.

Data dalam penginderaan jauh berupa citra yang dapat berwujud citra yang telah dicetak (hardcopy) dan citra digital (softcopy) yang hanya dapat dibaca dengan menggunakan komputer dengan perangkat lunak tertentu. Selembar data citra penginderaan jauh atau seberkas softfile tidak akan bermakna apa-apa jika tidak di- olah oleh penafsir atau interpreter. Interpretasi citra oleh seorang penafsir akan menghasilkan informasi tertentu sesuai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan menginterpretasi objek pada satu set data citra dapat berbeda-beda, sehingga satu set data citra belum memiliki informasi yang memadai sebelum diinterpretasi.

Alat yang dimaksud dalam definisi tersebut ialah pengindera atau sensor. Sensor yang biasa digunakan dalam penginderaan jauh berupa kamera, scanner, radiometer, spektrometer, sensor termal, radar, dan lain-lain. enamaan sensor biasanya digunakan untuk memberi nama citra yang dihasilkan oleh hasil perekaman dengan menggunakan sensor tersebut. Misalnya sensor Multi-Spectral Scanner (MSS), sensor Thematic Mapper, Thermal Infra Red Sensor (TIRS) pada satelite Landsat dipakai untuk penamaan citra Landsat TM, citra Landsat MSS, citra Landsat TIRS. Sensor dipasang pada wahana (platform) yang berupa pesawat terbang, satelit, pesawat ulang-alik (space shuttle), dan wahana lainnya (balon, burung, dan drone). Kecenderungan saat ini, dalam perekaman digunakan wahana berupa drone atau Unmanned Aeral Vehicle (UAV).

Objek yang diindera adalah permukaan bumi dan atau ruang angkasa. Permukaan bumi yang dimaksud dapat berupa perkotaan atau perdesaan, hutan, dan tutupan/penggunaan lahan lainnya sesuai dengan keperluan. Bagian-bagian permukaan bumi tersebut direkam oleh sensor penginderaan jauh melalui detector yang terpasang pada sensor sebagai satu sistem dan hasil rekamannya disebut citra (image) dalam bentuk cetak (hardcopy) maupun digital yang tersimpan dalam Computer Compatible Tape (CCT) atau pita magnetik yang dapat dibaca dengan komputer.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun