Tidak ada hal yang lebih memalukan dibanding seorang guru menghukum siswanya, bukan?
Fase tersulit sebagai orang kidal adalah pada masa kecilnya. Ketika dia terlahir di lingkungan yang memegang budaya dan agama, di situlah tekanan kemungkinan besar terjadi.
Anak kidal bisa saja dipaksa untuk menulis dengan tangan kanan, berolahraga, memanah, dan "do something good" dengan tangan kanan. Doktrin ini sangat kuat, tapi saya berharap anak kidal diberi kebebasan ekspresi pada masa sekarang.
Semasa kecil sejak TK dan SD, saya sering dihukum oleh guru hanya karena ketahuan menulis dengan tangan kiri.
"Jangan pakai tangan kiri!" Perintah itu seiring waktu menjadi sebuah bully. Teman-teman bahkan mengadu kepada guru ketika mereka melihat saya menulis dengan tangan kiri agar saya dihukum.
Memang tidak intens, namun selama TK dan SD, tujuh tahun lamanya saya mengalami ketakutan di hadapan guru.
"Hal yang menyedihkan adalah ketika kamu di-bully, namun tidak ada tempat berlindung. Bahkan sebuah institusi tempat kita belajar, menjadi tempat yang menakutkan. Bagaimana seorang anak bisa bangga menjadi diri sendiri?"
Baca juga: Hari Kidal Sedunia dan Harapan Mereka kepada Dunia
Masa kelam tersebut belum tentu menimpa kidal yang lain. Bisa saja mereka lebih beruntung, tidak mengalami bully oleh teman-teman di sekolah.
Namun sejarah mencatat, terlahir sebagai orang kidal adalah sebuah kesialan. Di masa lalu Inggris, siswa kidal diikat tangan kirinya agar dia harus menulis dengan tangan kanan.