Di era digital sekarang ini, menjadi pendidik bukanlah tugas yang mudah. Kita hidup di tengah generasi yang akrab dengan teknologi sejak usia dini. Maka tantangan bagi guru dan orang tua pun semakin besar. Bagaimana caranya membuat proses belajar tetap menarik dan bermakna?
Salah satu kunci penting adalah menciptakan metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Metode ini bukan sekedar membuat anak senang belajar, tetapi juga mampu mengembangkan kemampuan penting seperti rasa ingin tahu lebih tinggi dan mampu berfikir kritis.Â
Namun, tantangan lain muncul seperti menjaga fokus anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak usia 7 hingga 12 tahun hanya mampu berkonsentrasi selama 20 hingga 30 menit. Setelah itu, pikiran mereka akan teralihkan. Jelas ini menjadi kendala dalam proses belajar di kelas, terutama jika metode yang digunakan masih monoton dan membosankan.Â
Di sinilah belajar sambil bermain hadir sebagai sosulisi efektif. Metode ini menggabungakan unsur eduktif dengan permainan yang menyenangkan. Dengan ini anak tidak akan merasa sedang "dipaksa" belajar. Melainkan mereka belajar sambil bermain dan justru itu yang membuat pembelajaran jadi lebih bermakna.
Belajar sambil bermain terbukti mampu meningkatkan konsentrasi, membangun antuasisme dan memudahkan anak dalam memahami serta mengingat materi. Saat suasana belajar dibuat menyenangkan, anak akan merasa lebih rileks dan terbuka untuk menerima informasi baru.
jika, kita ingin mencetak generasi cerdas, kreatif, dan adaptif, saatnya kita berinovasi dalam dunia pendidikan. Belajar tidak harus selalu serius dan kaku karena dengan pendekatan yang tepat, belajar bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi semua anak.
Penulis: Auliya Rizki Nabilah (Mahasiswa STAIN Mandailing Natal).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI