Mohon tunggu...
Auliya Andito
Auliya Andito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mudah bergaul

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengoptimalan Sirkulasi Udara Ruangan Roasting Kopi untuk Pencegahan Penyakit Ispa

29 September 2022   21:00 Diperbarui: 29 September 2022   21:07 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemalang, (14/08/2022) -  Kopi adalah salah satu tanaman semak yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian 700 -- 1600 mdpl. Pohon kopi dipangkas pendek untuk menghemat energi dan bantuan panen, namun bisa tumbuh lebih dari 30 kaki (9 meter) tinggi. Setiap pohon ditutupi daun hijau dan ranting yang saling bertautan saling berpasangan. Ceri kopi tumbuh di sepanjang cabang. Karena tumbuh dalam siklus yang terus menerus, tidak biasa melihat bunga, buah hijau dan buah matang bersamaan pada satu pohon. Dibutuhkan hampir setahun untuk ceri yang matang setelah berbunga pertama, dan sekitar 5 tahun pertumbuhan mencapai produksi buah penuh.

Diantara berbagai jenis Kopi yang ada di Indonesia, terdapat juga kopi dari daerah kaki gunung slamet di Jawa Tengah, Tepatnya di Daerah Pulosari Kabupaten Pemalang. Salah satu Kelompok tani yang ada di Pulosari ialah Kelompok Tani Sumber Makmur yang dipimpin dan dikelola oleh Bapak Hasan selaku Pemilik UMKM Kopi Cap Tugu Juang. Di kelompok tani Sumber Makmur Kopi Cap Tugu Juang menanam kopi Arabika varietas Lini S, Kartika, Andung Sari, dan Sigararutang serta kopi
Robusta varietas Tugu Sari.

Sebelum kopi dapat diseduh dan di nikmati kenikmatannya, terdapat berbagai fase sebelum kopi bisa di seduh. Proses pertama di awali dengan proses Pemetikan kopi, dilanjutkan dengan proses paska panen, selanjutnya dilakukan proses penjemuran yang dapat memakan waktu hingga dua pekan, dan untuk langkah yang paling penting ialah proses roasting atau pemanggangan biji kopi agar rasa yang terdapat di dalam kopi bisa keluar sepenuhnya. Namun dalam proses pemanggangan atau roasting kopi menghasilkan cukup banyak asap yang dapat mengganggu pernapasan dalam jangka panjang.

Asap dari hasil pemanggangan atau proses roasting kopi menghasilkan asap yang cukup banyak yang bisa membuat ruangan roasting kopi menjadi penuh dengan asap. Meskipun asap yang di hasilkan beraroma wangi, namun dapat menganggu penglihatan dan bisa menimbulkan penyakit pernapasan dalam jangka panjang. Maka dari itu ruangan yang di gunakan untuk proses penyangraian kopi harus di pastikan terdapat sirkulasi udara yang baik.

Berdasarkan pengamatan yang di lakukan oleh mahasiswa KKN Tematik Undip terlihat di ruangan roasting kopi UMKM Kopi Cap Tugu Juang milik Bapak Warsito Al Hasan, apabila dilakukan proses penyangraian kopi ruangan akan dipenuhi asap hingga masuk ke dalam rumah. Maka dari itu terdapat ide untuk dilakukan peningkatan sirkulasi udara di ruang roasting kopi agar asap tidak mengendap dan mengepul di dalam ruangan roasting kopi.

Ide ini disambut baik oleh dosen pembimbing KKN-Tematik, Bapak Nuryanto, S. GZ., M. Gizi. dan mengarahkan untuk segera di laksanakan untuk menjadi program kerja monodisiplin KKN. Bapak hasan selaku pemilik UMKM Kopi Cap Tugu Juang juga mendukung penuh program kerja ini dikarenakan keresahan yang sudah beliau rasakan selama ini.

Cara yang di gunakan untuk meningkatkan sirkulasi udara di ruangan roasting kopi ini cukup mudah dan murah untuk dilakukan. Alat utama yanfg digunakan dalam program kerja ini ialah dengan memanfaatkan barang bekas yang ada. Blower yang digunakan ialah kipas bekas yang berasal dari Kipas blower ac outdoor yang juga dijual dengan harga murah. Selain itu juga di butuhkan papan kayu, siku besi, baut untuk memasangkan dudukan ke dinding dan Kabel untuk instalasi listrik

Pengerjaan pemasangan blower ini dilakukan bersama dengan pelaku usaha UMKM Kopi Cap Tugu Juang, yang bertujuan agar langkah ini bisa dilakukan dan di contohkan ke UMKM Kopi di wilayah Kecamatan Pulosari, Pemalang. Proses pengerjaan dilakukan selama 2 hari dan di letakkan di jendela ventilasi yang ada di ruangan roasting kopi dan arah angin keluar ruangan roasting. Agar asap yang ada di dalam ruangan bisa keluar dengan baik.

Setelah proses instalasi blower selesai, dilakukan uji coba selama dua kali proses penyangraian kopi untuk mengetahui berfungsi atau tidaknya kipas untuk mengeluarkan asap dari dalam ruangan. Hasil yang di dapatkan ialah asap dapat keluar dari ruangan roasting kopi dengan baik. Terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah di lakukan pemasangan kipas blower. Nantinya pemasangan blower ini diharapkan bisa ditularkan kepada UMKM di sekitar Pulosari agar bisa mencegah dan mengurangi dampak kurang baik dari asap hasil proses roasting kopi yaitu munculnya penyakit ISPA. Diharapkan langkah kecil ini bisa mendukung para pelaku usaha kopi kecil di wilayah Kabupaten Pemalang maupun di Indonesia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun