Mohon tunggu...
Aulia Rani Raharjo
Aulia Rani Raharjo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKNT-I IPB Mengajak Warga Desa Srigading Mengolah Limbah Kotoran Sapi

7 Agustus 2023   14:57 Diperbarui: 7 Agustus 2023   15:00 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi (KKNT Inovasi) di Desa Srigading, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora melaksanakan berbagai program kerja yang dilatarbelakangi oleh masalah yang ada di Desa Srigading. Limbah kotoran sapi menjadi salah satu masalah yang dihadapi warga Desa Srigading. 

Limbah kotoran sapi memiliki bau yang tidak sedap, dapat mengganggu kenyamanan, dapat menyebabkan polusi udara karena bau busuknya, kurang elok dipandang, dan mengundang lalat karena kotoran sapi mengandung bahan-bahan organik yang dibutuhkan oleh lalat. Namun di balik sisi negatifnya, limbah kotoran sapi dapat menjadi manfaat bagi pertanian. Kotoran sapi dapat menyeimbangkan unsur hara bagi tanah, menggemburkan struktur tanah karena kotoran sapi dapat memperbanyak jumlah mikroba dalam tanah, serta pupuk kotoran sapi dapat meningkatkan produksi tanaman hingga 30%. 

Kabupaten Blora sebagai lumbung ternak terbanyak di Provinsi Jawa Tengah serta banyaknya jumlah limbah kotoran sapi yang masih belum dimanfaatkan dengan optimal, khususnya di Desa Srigading. Melihat masalah tersebut Mahasiswa KKNT Inovasi IPB berinisiatif untuk mengadakan penyuluhan pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik yang bekerja sama dengan Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora. 

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Juli 2023 dengan turut mengundang kelompok-kelompok tani yang ada di Desa Srigading, perangkat desa, serta warga Desa Srigading secara umum. Penyuluhan langsung dilakukan secara praktikal di kediaman salah satu warga yang memiliki kotoran sapi yang belum diolah selama kurang lebih enam bulan. 

Terdapat dua metode dalam pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik yaitu dengan dan tanpa menggunakan sekam bakar atau dapat diganti dengan kapur dolomit. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses pengolahannya yaitu molases (tetes tebu), probiotik organik, dan sekam bakar atau kapur dolomit. Peralatan yang dibutuhkan cenderung sederhana yaitu cangkul, ember, kaleng yang dibolongi, dan karung. 

Adapun tahapan pengolahannya yaitu menyiapkan kotoran sapi yang sudah dikeringkan, kemudian membuat campuran air, molase, dan probiotik organik di dalam ember. Lapisan pertama yaitu kotoran sapi yang sudah dikeringkan, lalu dicampur dengan larutan molase dan probiotik organik. Lapisan kedua adalah sekam bakar atau kapur dolomit, lalu dicampur dengan larutan molase dan probiotik organik. 

Campuran kotoran sapi, sekam bakar, dan larutan molase kemudian diaduk menggunakan cangkul, setelah tercampur rata, dimasukkan dalam plastik lalu dibungkus karung dan ditutup rapat. Proses fermentasi dilakukan selama dua minggu sampai satu bulan. Semakin lama waktu fermentasi maka kualitas pupuk organik semakin baik. 

Cara kedua yaitu tanpa menggunakan sekam bakar atau kapur dolomit, cukup mencampur rata kotoran sapi yang sudah dikeringkan dengan larutan molase dan probiotik organik, kemudian dimasukkan dalam plastik lalu dibungkus karung. Waktu fermentasi yang dibutuhkan untuk cara kedua ini adalah satu bulan. 

Praktik penyuluhan ini dibina oleh Bapak Dwi Darto, S.Sos. dari Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora. Program ini sekaligus menjadi pilot project pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik di Desa Srigading. Kegiatan ini diharapkan mampu mengurangi limbah kotoran sapi yang belum dimanfaatkan dengan baik serta mampu meningkatkan kualitas produksi pertanian di Desa Srigading. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun