Mohon tunggu...
Aulia Putri Al Amin
Aulia Putri Al Amin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa S1 jurusan Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena "Ngepods" di Kalangan Remaja dan Mahasiswa: Gaya Hidup, Identitas, dan Tantangan Sosial

28 Juni 2025   16:57 Diperbarui: 28 Juni 2025   17:15 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti yang dijelaskan oleh Erving Goffman dalam teorinya tentang dramaturgi, anak muda memainkan "peran sosial" ketika mereka memutuskan untuk ngepods di ruang publik. Mereka sedang membangun kesan tertentu di hadapan audiensnya. Mereka memilih kapan, di mana, dan dengan siapa mereka menggunakan pods untuk membentuk citra diri yang diinginkan.

Teori Sosialisasi dan Pengaruh Teman Sebaya

Dalam proses sosialisasi, agen penting dalam pembentukan nilai dan perilaku anak muda adalah teman sebaya. Banyak remaja mengaku pertama kali mencoba pods karena diajak atau ingin diterima oleh kelompok pertemanannya. Dalam hal ini, keinginan untuk menjadi bagian dari "komunitas" lebih dominan dibanding kesadaran akan risiko kesehatan. Pengaruh teman sebaya menjadi sangat kuat dalam fase remaja yang sedang mencari jati diri dan mengalami kebutuhan besar akan penerimaan sosial.

Teori Konflik dan Konsumsi Budaya

Dari perspektif teori konflik, fenomena ngepods mencerminkan proses komodifikasi gaya hidup oleh industri tembakau. Anak muda diposisikan sebagai target pasar yang subur, melalui iklan, promosi, dan desain produk yang menarik. Dalam logika kapitalisme, industri memproduksi kebutuhan palsu (false needs), yakni kebutuhan akan gaya hidup keren dan citra sosial yang sebenarnya diciptakan demi keuntungan ekonomi.

Ngepods juga menjadi bagian dari budaya konsumsi baru yang tidak lagi berbasis pada kebutuhan, tetapi pada gaya dan simbol. Seperti dijelaskan oleh Jean Baudrillard, masyarakat kini hidup dalam dunia simulacra, di mana simbol dan citra lebih penting dari realitas itu sendiri. Anak muda ngepods bukan karena butuh nikotin, tetapi karena ingin terlihat "seperti" orang keren yang mereka lihat di media sosial.

Perspektif Kesehatan Sosial

Secara sosiologis, kesehatan bukan hanya soal kondisi fisik, tetapi juga berkaitan dengan struktur sosial dan norma budaya. Ketika lingkungan sosial mendukung kebiasaan merokok pods sebagai sesuatu yang wajar, bahkan keren, maka anak muda lebih mudah terjerumus. Ini menunjukkan bahwa perilaku tidak sehat bisa menjadi norma sosial baru jika tidak ada intervensi struktural.

Refleksi Kependidikan atas Masalah yang Terjadi

Fenomena ngepods tidak hanya menjadi tantangan sosial dan kesehatan, tetapi juga menjadi isu penting dalam dunia pendidikan. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pembangunan karakter dan moral generasi muda, dunia pendidikan tidak bisa tinggal diam terhadap maraknya budaya ngepods yang kini menjadi bagian dari gaya hidup remaja dan mahasiswa. Refleksi ini diperlukan agar pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga mampu menjadi ruang intervensi sosial yang membentuk kesadaran kritis dan tanggung jawab personal.

Pertama, perlu ada transformasi dalam pendekatan pendidikan kesehatan yang tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga transformatif. Pendidikan harus mampu menjangkau sisi psikologis dan sosial siswa, bukan sekadar menyampaikan bahaya nikotin atau kandungan kimia dalam pods. Anak muda cenderung lebih mudah menerima pendekatan yang bersifat dialogis dan kontekstual. Oleh karena itu, metode pendidikan perlu diperbarui agar siswa diajak untuk berpikir kritis, berdiskusi, dan merefleksikan bagaimana pilihan gaya hidup mereka berpengaruh terhadap tubuh, lingkungan sosial, serta masa depan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun