Kreativitas Siswa SDN Sempalwadak Meledak dalam Warna: Tie Dye Jadi Media Belajar dan Ekspresi
Siapa sangka selembar kain putih bisa berubah jadi kanvas penuh warna? Lewat kegiatan tie dye, siswa kelas 5 SDN Sempalwadak menuangkan kreativitasnya dengan ceria. Bukan sekadar mengikat kain, tapi juga mengikat kebersamaan. Proker PPL 18 menghadirkan suasana belajar penuh warna melalui kreasi tie dye yang memikat. Tie dye menjadi media belajar sekaligus ruang berekspresi di SDN Sempalwadak. Bukan hanya belajar dari buku, tapi juga dari warna. Proker PPL 18 tie dye membuka ruang bagi siswa untuk memahami seni, kreativitas, dan kebersamaan.
Warna merah, biru, hijau, dan kuning berpadu indah di tangan-tangan kecil siswa SDN Sempalwadak. Dengan penuh antusias, mereka melilit, mengikat, lalu meneteskan pewarna pada kain putih polos yang seketika berubah menjadi karya seni penuh corak unik. Kegiatan tie dye ini bukan sekadar menghasilkan baju berwarna-warni, melainkan juga menjadi media belajar sekaligus ruang berekspresi bagi siswa.
Program tie dye yang digagas dalam rangka Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 18 ini menghadirkan suasana kelas yang berbeda. Siswa belajar memadukan warna, melatih kesabaran dalam proses, hingga merasakan kebanggaan saat melihat hasil ciptaan mereka sendiri. Tak ada yang benar atau salah, karena setiap pola yang muncul adalah wujud kreativitas yang tidak bisa disamakan satu dengan lainnya.
Kepala SDN Sempalwadak menyampaikan, kegiatan ini menjadi pengalaman baru bagi anak-anak. “Mereka tidak hanya belajar tentang warna, tetapi juga belajar menghargai proses, bekerja sama, dan berani mengekspresikan diri,” ujarnya. Keceriaan pun terlihat jelas di wajah siswa ketika hasil karya mereka dijemur berjejer. Warna-warna cerah yang menempel pada kain menjadi simbol semangat dan imajinasi tanpa batas. Seorang siswa kelas V, Tiara, mengaku senang bisa membuat karyanya sendiri. “Aku tidak menyangka hasilnya sebagus ini. Warnanya jadi seperti pelangi. Rasanya bangga sekali karena ini buatan tanganku sendiri,” katanya dengan senyum lebar.
Lebih jauh, kegiatan ini juga sejalan dengan nilai-nilai pendidikan karakter: menumbuhkan rasa percaya diri, kerja sama, kemandirian, serta sikap menghargai perbedaan. Sebab, setiap kain yang diwarnai menghasilkan corak yang berbeda, layaknya setiap anak dengan bakat dan keunikannya masing-masing.
Kegiatan sederhana ini membuktikan bahwa belajar tidak selalu harus di dalam kelas dengan buku dan papan tulis. Justru lewat media seni seperti tie dye, siswa bisa mengembangkan kepercayaan diri, imajinasi, serta keterampilan hidup yang akan mereka bawa hingga dewasa nanti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI