Mohon tunggu...
Aulia Az Zahra
Aulia Az Zahra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kimia Sains UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selalu mempempunyai keinginan untuk meningiatkan skill pada diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Penerapan Ekonomi Sirkular dan Zero Waste dalam Pengelolaan Sampah Organik di Kampung Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang Kota Bandung

4 April 2024   23:00 Diperbarui: 4 April 2024   23:04 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber Kampung Cibunut, Kota Bandung (Foto: Tri Ispranoto)

Abstract

 Kepadatan Penduduk, pertumbuhan ekonomi, perubahan pola konsumsi mendorong tingginya timbulan sampah perkotaan. Kota Bandung menghasilkan sampah hampir 1600 ton tiap harinya, sampah yang baru terangkut ke TPA baru 70% dari total timbulan sampah dapat dikatakan pengelolaan sampah secara umum di Kota Bandung masih menggunakan sistem kumpul-angkut-buang. 

Permasalahan sampah organik dapat diselesaikan dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Kampung Cibunut merupakan salah satu kampung kota di Kota Bandung yang merupakan salah satu Kawasan Bebas Sampah percontohan di Kota Bandung. Dalam pengelolaan sampahnya Kampung Cibunut saat ini telah mulai menerapkan konsep zero waste dengan melalui konsep Kurangi-Pisahkan-Manfaatkan sampah.

Kampung Cibunut sudah dikenal sebagai wilayah yang tertib kebersihan dan merupakan salah satu percontohan di Kota Bandung. Jika ingin belajar pengelolaan sampah warga, Kampung Cibunut bisa jadi pilihan.

Selain kesadaran dari masyarakat, Kampung Cibunut juga memiliki rutinitas yang harus di contoh untuk mengelola sampah agar dapat dokelola dengan menggunakan prinsip pengelolaan sampah. Hal ini dilakukan demi lingkungan tetap terjaga bersih.

Identifikasi Penerapan Zero Waste

Penerapan Zero Waste di Kampung Cibunut sudah terintegritas dengan baik, hal ini dikarenakan sampah dikelola oleh bank sampah. Di mana, sampah an-organik di kumpulkan dan dipisahkan kemudian warga yang menjadi anggota bank sampah memiliki tabungan sampah.

Sedangkan sampah organik dikelola lagi dan nantinya dijadikan kompos. Sementara itu, untuk residu yang dihasilkan ada yang dibuat kerajinan dan jika tidak dapat didaur ulang maka akan diangkut oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung.

Di Kampung Cibunut sosialisasi dalam lingkup masyarakat telah dilakukan secara masif baik
diruang-ruang publik masyarakat maupun ke individu masyarakat. Kegiatan sosialisasi yang telah diwilayah studi yaitu Sosialisasi Gerakan KangPisman (Kurangi-Pisahkan-Manfaatkan)
sampah, adanya Gerakan Pungut Sampah (GPS), serta adanya spanduk serta mural ajakan untuk
melakukan pengelolaan sampah.

Dalam pengelolaan sampah saat ini di Kampung Cibunut telah melibatkan peran masyarakat secara partisipatif, Dengan menggunakan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Reycle) ini sangat di lakukan pada Kampung Cibunut ini atau biasa di sebut Kang Pisman (Kurangi-Pisahkan-Manfaatkaj) sehingga lingkungan bersih, asri, nyaman. 

Pada tingkat kota Bandung saat ini Kampung Cibunut mewakili Kelurahan Kebon Pisang masuk kedalam 8 Kelurahan model percontohan mengenai pengelolaan sampah. Selain itu Kampung Cibunut saat ini juga menjadi pelopor program internasional yang dinamakan “Trash Hero”, dimana salah satu dari kegiatan trash hero adalah kegiatan mengumpulkan sampah di area lingkungan sehingga lingkungan tetap bersih dari sampah.

JabarEkpres.com Ega Siti Nurhayati (Foto: Ketua RW Kampung Cibunut)
JabarEkpres.com Ega Siti Nurhayati (Foto: Ketua RW Kampung Cibunut)

Setiap rumah di Kampung Cibunut ini memiliki tempat sampah masing-masing, dari mulai sampah Organik serta sampah An-Organik 

Tak hanya itu, terdapat banyak lubang biopori di jalan gang agar ketika musim hujan air cepat meresap ke tanah. Ada juga lubang sesa dapur atau (Loseda) yang digunakan warga untuk menimbun sampah organik.

Kegiatan ini dimulai sejak tahun 2015, hingga saat Ini.

Dalam konteks pengelolaan sampah di Kampung Cibunut tidak memperbolekhan untuk
mengelola sampah dengan metode dibakar karna penggunaan teknologi tersebut dinilai tidak ramahlingkungan. Dalam pengelolaan sampah di Kampung Cibunut saat ini menggunakan teknologi tepat guna seperti pengomposan dan daur ulang sampah.

Identifikasi Penerapan Ekonomi Sirkular

 Sampah organik yang dihasilkan di Kampung Cibunut telah dimanfaatkan secara berulangulang, mulai dari awal sampah dihasilkan, lalu dipilah oleh rumah tangga langsung, kemudian diolah melalui komposter, bataterawang, biogas, nantinya hasil dari pengolahan tersebut dimanfaatkan
kembali sebagai pupuk untuk tanaman pangan warga, nantinya dari hasil pupuk tersebut buah/sayur yang dihasilkan dari proses pemupukan tadi dikonsumsi lagi oleh warga, sehingga aliran pemanfaatan sampah organik di Kampung Cibunut menjadi melingkar. Akan tetapi untuk saat ini pupuk hasil pengomposan belum ada yang dipasarkan/dijual oleh pihak Kampung Cibunut sehingga belum ada dampak ekonomi yang dirasakan dari pengelolaan sampah organik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun