Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Duka Alya Menjelang Ramadhan

12 Maret 2024   17:00 Diperbarui: 12 Maret 2024   17:01 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit mendung kelam menyelimuti Nagari Sungai Limau, Sumatera Barat. Hujan turun tanpa henti, seperti air bah yang tak terbendung. Angin kencang meraung-raung, menerbangkan atap rumah dan menumbangkan pohon-pohon besar.

Di tengah kepanikan, air bah datang menerjang. Banjir bandang melanda nagari, menyeret apa pun yang dilaluinya. Rumah-rumah hanyut, harta benda terbawa arus. Tangisan dan teriakan pilu menggema di udara.

Alya, seorang gadis kecil berusia 10 tahun, terpaku di depan jendela. Air mata mengalir di pipinya, melihat rumahnya perlahan-lahan terendam air. Boneka kesayangannya hanyut, terbawa arus deras. Di pelukannya, ia erat menggenggam foto sang nenek, satu-satunya keluarga yang tersisa setelah bencana longsor beberapa tahun lalu.

Ayahnya, seorang petani, tak kunjung pulang. Ia pergi ke sawah sejak pagi untuk memanen padi. Alya tak henti-hentinya berdoa, memohon keselamatan bagi ayahnya.

Di tengah kepanikan, rasa solidaritas antar warga terlihat jelas. Mereka saling membantu, bahu membahu menyelamatkan diri dan harta benda. Para pemuda dengan sigap membantu evakuasi warga yang terjebak di dalam rumah.

Hari berganti hari, air bah mulai surut. Nagari Sungai Limau berubah menjadi pemandangan yang mengenaskan. Rumah-rumah hancur, lumpur berceceran di mana-mana. Luka dan duka masih terasa di hati para warga.

Namun, di tengah kepedihan, masih ada secercah harapan. Para relawan datang dari berbagai daerah, membantu membersihkan puing-puing dan memberikan bantuan kepada para korban. Pemerintah juga turun tangan, mendirikan posko pengungsian dan menyalurkan bantuan logistik.

Ramadhan tahun ini terasa berbeda bagi Alya dan warga Nagari Sungai Limau. Kegembiraan menyambut bulan suci bercampur dengan duka dan kepedihan. Namun, mereka tetap tegar dan saling menguatkan.

Alya berdoa, semoga Ramadhan tahun ini membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi semua. Ia berharap, bencana ini tidak terulang kembali dan nagari tercintanya dapat segera pulih.

Cerpen ini hanya fiksi, ditulis berdasarkan artikel "Sumatera Barat Berduka Menjelang Ramadhan: Hujan Lebat, Angin Kencang, Banjir Bandang, dan Longsor Melanda". 

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun