Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan Ziarah Kubur yang Terganggu Abu Letusan Gunung Marapi dan Jalan yang Rusak antara Batusangkar dan Payakumbuh

9 Maret 2024   14:55 Diperbarui: 9 Maret 2024   20:36 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan spiritual ini seringkali tidak berjalan sesuai harapan. Kabut tebal akibat semburan gunung Merapi membuat langit berkabut dan berdebu sehingga mengganggu penglihatan.

Kabut tebal letusan Merapi bukan hanya mengurangi visibilitas tetapi juga menambah suasana mistis dalam perjalanan. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan tersendiri, memaksa pengendara untuk melambatkan laju kendaraan dan berhati-hati untuk menghindari kecelakaan.

Sementara itu, jalan yang rusak dengan lubang dan retakan di permukaannya menjadi simbol dari infrastruktur yang memerlukan perhatian lebih dari pemerintah setempat.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

*****

Kondisi jalan yang rusak sebelum memasuki Kota Batusangkar juga telah menjadi penghalang tambahan yang tidak terduga bagi mereka yang ingin mengunjungi makam leluhur.


Situasi diperparah oleh truk besar yang menghalangi jalan di depan, tidak mau memberikan peluang mendahului karena keterbatasan ukuran badan jalan.

Truk ini hanya menepi kalau akan berpapasan dengan dengan kendaraan yang berlawanan arah. Selebihnya dia memakan habis tuh jalan. Beberapa kali saya klakson minta jalan tidak dia indahkan.

Ini mengakibatkan perjalanan menjadi lambat sekali sampai persimpangan masuk kota Batusangkar. Setelah melewati area ini, perjalanan kembali lancar menuju Pasia Laweh.

Dokumen pribadi: Pekuburan Amak dan Apak di Batuhampar 
Dokumen pribadi: Pekuburan Amak dan Apak di Batuhampar 

Pasia Laweh ke Batuhampar

Dari Pasir Laweh setelah melakukan ziarah kubur bersama istri ke kuburan almarhum ayahnya dan setelah makan siang di tempat uda istri yang bergelar Datuk Sinaro, kami melanjutkan perjalanan melalui jalan raya Payakumbuh Batusangkar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun