Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Harga Beras Naik Terus: Siapa Peduli?

25 Februari 2024   08:52 Diperbarui: 25 Februari 2024   15:02 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.antarafoto.com/cache/1200x799/2024/02/22/dampak-kenaikan-harga-beras-1abc6-dom.webp

 Sarjana teknik elektro dapat mengembangkan sistem informasi dan komunikasi pertanian, seperti sensor, internet of things, big data, artificial intelligence, dan cloud computing. Sarjana teknik elektro dapat mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan data dan informasi yang berkaitan dengan pertanian, seperti cuaca, tanah, air, pupuk, benih, hama, penyakit, panen, stok, harga, dan permintaan. Sarjana teknik elektro dapat membantu petani, pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang tepat dan cepat.

Meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan beras

 Sarjana teknik elektro dapat meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan beras bagi masyarakat, terutama yang berada di daerah terpencil, terisolasi, atau sulit dijangkau. Sarjana teknik elektro dapat memanfaatkan teknologi elektro dalam bidang transportasi, logistik, dan distribusi, seperti kendaraan listrik, drone, robot, dan sistem navigasi. Sarjana teknik elektro dapat mempercepat, mempermudah, dan memurahkan proses pengiriman beras dari produsen ke konsumen.

Tanggapan pengamat dan Sri Mulyani

Kenaikan harga beras yang terjadi sejak awal tahun 2024 telah menimbulkan berbagai tanggapan dari pengamat dan menteri Sri Mulyani. Berikut adalah beberapa tanggapan yang saya temukan dari hasil pencarian web saya:

Pengamat: Beberapa pengamat ekonomi dan pertanian mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap tidak efektif dan efisien dalam mengatasi kenaikan harga beras. Mereka menilai bahwa pemerintah terlambat dalam mengambil langkah-langkah strategis, seperti mengimpor beras, melakukan operasi pasar, dan menyalurkan bantuan sosial beras. Mereka juga menyoroti adanya ketidaktransparanan dan ketidakteraturan dalam data dan informasi tentang stok, produksi, dan distribusi beras. Mereka menyarankan agar pemerintah lebih proaktif dan koordinatif dalam mengelola pasokan dan permintaan beras, serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Menteri Sri Mulyani: Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku mewaspadai kenaikan harga beras yang sudah mencapai 7,7% sejak awal tahun, karena dapat berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat . Dia mengatakan bahwa pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7,52 triliun untuk program bantuan sosial beras 10 kg tahun 2024, yang ditujukan untuk 22 juta keluarga penerima manfaat. Dia juga menyatakan bahwa pemerintah akan terus melakukan operasi pasar dan stabilisasi harga beras, serta mengawasi penyaluran beras dari Bulog. Dia berharap dengan adanya langkah-langkah ini, harga beras dapat kembali normal dan terjangkau bagi masyarakat.

Tanggapan masyarakat

Kenaikan harga beras yang tinggi telah menimbulkan berbagai reaksi dan komentar dari masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil pencarian web saya, berikut adalah beberapa suara rakyat dan komentar mereka terkait kenaikan harga beras:


Ada yang pasrah dan tidak berdaya menghadapi kenaikan harga beras, karena beras merupakan kebutuhan pokok yang harus tetap dipenuhi, mahal atau murah. Mereka tidak memiliki pilihan lain selain mengurangi konsumsi beras atau mencari beras yang lebih murah, meskipun kualitasnya tidak sebaik beras yang biasa mereka konsumsi.

Ada yang antre dan rela mengantre berjam-jam dan berdesakan di sejumlah lokasi untuk mendapatkan beras murah yang disediakan oleh pemerintah melalui operasi pasar. Mereka berharap dengan adanya beras murah ini, mereka dapat menghemat pengeluaran dan memenuhi kebutuhan pangan mereka.

Ada yang beralih dan mencoba beralih ke sumber karbohidrat lain selain beras, seperti ubi, singkong, papeda, hingga jagung. Mereka juga mencoba mengubah pola konsumsi mereka dengan mengurangi porsi nasi dan menambahkan lauk-pauk yang lebih bergizi.

Ada yang kritis dan mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap tidak efektif dan efisien dalam mengatasi kenaikan harga beras. Mereka menilai bahwa pemerintah terlambat dalam mengambil langkah-langkah strategis, seperti mengimpor beras, melakukan operasi pasar, dan menyalurkan bantuan sosial beras. Mereka juga menyoroti adanya ketidaktransparanan dan ketidakteraturan dalam data dan informasi tentang stok, produksi, dan distribusi beras.

Ada yang politis dan menanggapi kenaikan harga beras dengan sudut pandang politik, yaitu mendukung atau menentang salah satu calon presiden yang bertarung di pilpres 2024. Mereka menggunakan kenaikan harga beras sebagai alat untuk memuji atau mencela kinerja pemerintah saat ini atau calon presiden lainnya.

Makanan alternatif 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun