Mohon tunggu...
Audy Kalangi
Audy Kalangi Mohon Tunggu... -

Lahir di Tomohon, tidak pernah di wisuda dalam urusan belajar, mengembangkan diri dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Finding Dory, Menemukan yang Hilang

8 Juli 2016   17:34 Diperbarui: 8 Juli 2016   17:44 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu, 2 Juli 2016 kami mengantarkan assisten rumah tangga untuk kembali kerumahnya berhubung mau merayakan idul fitri di kampungnya. Setelah beliau bertemu dengan sanak keluarga yang menjemput, kami memutuskan untuk menonton finding Dory.

Sesuai info yang saya dapat, finding Dory adalah kelanjutan dari film Nemo yang saya sudah tonton sebelumnya. Penasaran pingin tahu seperti apa film finding Dorynya. Karena masih ingat nilai-nilai hidup yang diajarkan di finding Nemo tentang perjuangan seorang ayah untuk menemukan anaknya. Gambaran kasih Bapa untuk anak-anaknya.

Di dalam studio sebagian besar yang menonton adalah anak-anak (perbandingan 55:45 persentasenya, antara anak dan orang dewasa). Saya menonton dengan istri dan anak. Heboh dan ramenya anak-anak mewarnai waktu-waktu sebelum dan selama film berlangsung.

Film Dory dibuka dengan kondisi Dory yang memiliki masalah dengan ingatannnya (kehilangan memori jangka pendek). Orang tua Dory yaitu Jennie dan Charlie adalah orang yang sangat mencintai Dory dan mengajar Dory dengan beberapa nilai dan aturan yang harus Dory perhatikan. Mereka selalu mendorong Dory untuk tetap percaya diri meskipun Dory memiliki kelemahan.

Suatu hari Dory menemukan dirinya hilang di laut. Dia terkena arus kuat dan memisahkan Dory dari kedua orang tuanya. Dory berusaha mencari tahu keberadaan orang tuanya.

Perjuangan Dory untuk menemukan orang tuanya bukanlah hal yang mudah. Dory kesulitan menggambarkan figure dan bentuk orang tuanya karena kendala ingatannya. Sempat diskusi dengan istri, harusnya judulnya bukan finding Dory tapi menemukan orang tua atau mungkinkah Dory itu adalah sebuah karakter/keadaan?

Menikmati film film finding Dory seakan menyegarkan kembali tentang hidup ini. Banyak pelajaran yang secara pribadi saya pelajari. Mulai dari belajar tentang penerimaan (menerima diri sendiri dan orang lain), tidak ada yang sempurna. Semangat Dory untuk terus mencari orang tuanya. Keep swimming…terus bergerak dan jangan menyerah dengan keadaan dan satu hal yang selalu Dory katakan dalam dirinya adalah apa yang harus Dory lakukan?. Munculkan pertanyaan untuk setiap keadaan. Tidak menyerah dengan hambatan atau keterbatasan. Selalu bertanya apa jalan keluarnya? Solusi apa yang perlu dilakukan. Pasti ada jawaban dari setiap persoalan.

Jadi ingat dengan cerita pertunjukan di sekolah zano tentang kelinci yang angkuh melawan kura-kura. Dimana lomba lari yang pada akhirnya dimenangkan kura-kura karena kelinci yang teledor, menganggap kura-kura lamban, tidak mungkin mengalahkan dia dan memutuskan untuk istirahat dibawah pohon rindang, tapi akhirnya tertidur sampai suara-suara binatang membangunkannya karena kura-kura sudah mencapai garis finish. Kura-kura menang karena terus bergerak, terus melangkah, seperti Dory yang terus berenang. Keep swimming and enjoy the water.

Dory yang mengambil waktu sejenak dan bertanya apa yang harus Dory lakukan, harusnya jadi refleksi buat semua pihak di bangsa ini untuk terus bertanya apa yang harusnya dilakukan. Bukan hanya menyerah dengan keadaan apalagi mempersalahkan orang lain dengan keadaan dan situasi.

Bagian saya untuk membereskan macet di “brexit”..adalah ini dan itu. Bagian saya untuk memastikan pekerjaan di kantor bisa sukses adalah ini dan itu. Bagian saya untuk melihat pendidikan Indonesia adalah terus menulis, memberi training dan menjadi pendidik buat anak sendiri dan anak-anak yang berinteraksi dengan saya.

Sampai hari ini saya selalu bertanya apa yang harus saya lakukan untuk menjadi orang tua seorang orang tuanya buat zano natio kalangi, menjadi suami buat istri dan menjadi diri audy sekalangi kalanginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun