Mohon tunggu...
Maheswari Audreyka TW
Maheswari Audreyka TW Mohon Tunggu... Mahasiswa

Membaca buku, bermain alat musik, mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tong Tong Fair: Identitas Indo di Belanda dan Dampaknya Pada Budaya Lintas Negara Periode 2020-2024

3 Juni 2025   18:28 Diperbarui: 3 Juni 2025   18:36 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa peran Tong Tong Fair sebagai mediator budaya antara Indonesia dan Belanda, baik dalam diplomasi informal maupun pertukaran ekonomi kreatif?

  • Apa tantangan utama yang dihadapi Tong Tong Fair dalam menjaga keberlanjutan sebagai platform budaya diaspora di era globalisasi dan pasca-pandemi?

  • Tujuan 

           Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 

    1. Menganalisis bagaimana Tong Tong Fair merepresentasikan dan membentuk identitas budaya komunitas Indo di Belanda selama periode 2020–2024, termasuk bagaimana elemen budaya Indonesia ditampilkan, dipertahankan, atau ditransformasikan dalam konteks diaspora. 

    2. Mengkaji kontribusi Tong Tong Fair terhadap pertukaran budaya lintas negara antara Indonesia dan Belanda, baik dalam ranah seni, kuliner, hingga diplomasi budaya informal (people-to-people diplomacy). 

    3. Menelaah dampak sosial, budaya, dan ekonomi dari Tong Tong Fair terhadap komunitas diaspora Indonesia di Belanda, serta perannya dalam memperkuat jejaring budaya transnasional.

    Metode

        Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, sebagaimana dikemukakan oleh Robert K. Yin (2018) yang menjelaskan bahwa studi kasus merupakan metode penelitian yang paling tepat untuk menginvestigasi secara mendalam suatu fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata, khususnya ketika batas antara fenomena dan konteksnya sulit dipisahkan. Selain itu, pendekatan ini juga merujuk pada John W.           

         Creswell (2013), yang menekankan bahwa penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami secara mendalam interpretasi individu atau kelompok terhadap suatu fenomena sosial-budaya. Selanjutnya, penelitian ini juga mengacu pada pandangan Lexy J. Moleong (2019), yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif digunakan untuk menggali makna secara komprehensif dari fenomena yang diamati dalam konteks aslinya. Dengan demikian, pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami secara holistik bagaimana Tong Tong Fair merepresentasikan identitas Indo di Belanda, serta dampak budaya lintas negaranya secara kultural, sosial, maupun ekonomi.

             Berikut ini adalah langkah-langkah utama dalam metode penelitian pendekatan kualitatif dengan studi kasus: Tahap pertama melibatkan pengumpulan data dokumen dari arsip digital Tong Tong Fair, seperti katalog program, brosur elektronik, laporan tahunan, dan konten resmi festival yang tersedia di situs web tongtongfair.nl. Data visual dan audiovisual dianalisis melalui rekaman video dokumenter di kanal YouTube resmi festival, serta postingan media sosial (@tongtongfair) yang menampilkan aktivitas budaya, interaksi pengunjung, dan representasi identitas Indo-Belanda. Tahap kedua adalah analisis konten kualitatif terhadap teks, gambar, dan video untuk mengidentifikasi tema-tema seperti hibriditas budaya, nostalgia kolonial, dan dampak transnasional. Pendekatan semiotik digunakan untuk menginterpretasi simbol-simbol visual (misalnya penggunaan warna oranye-merah-putih dalam desain grafis) sebagai representasi identitas hybrid. Tahap ketiga melibatkan studi komparatif dengan penelitian terdahulu (seperti karya Rumtini dkk., 2024 atau Clarettha, 2020) untuk memvalidasi temuan dan mengisi celah penelitian. Triangulasi data dilakukan dengan memadukan hasil analisis dokumen, konten digital, dan literatur sekunder untuk memastikan keandalan hasil. Penulisan makalah difokuskan pada analisis kritis terhadap dinamika identitas yang terlihat dari perubahan kuratorial festival dalam kurun waktu 5-10 tahun terakhir, serta dampaknya pada persepsi budaya Indonesia di Belanda melalui media dan kolaborasi seni. Meski tanpa data primer langsung, penelitian ini tetap memberikan kontribusi akademis dengan mengungkap pola-pola representasi identitas dan dampak budaya melalui pendekatan kreatif berbasis sumber digital, sambil secara transparan mengakui keterbatasan metodologis dalam bagian pembahasan.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun