Oleh: Audina Rahmi Sabrina
Mahasiswa semester 1 Manajemen, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Sebagai seorang mahasiswa semester awal di jurusan Manajemen, saya baru saja memulai perjalanan perkuliahan saya dan saya sudah merenungkan bagaimana passion saya terhadap dunia kewirausahaan bisa menjadi fondasi untuk masa depan saya. Di era digital ini, di mana media sosial dan platform online mendominasi, membangun personal brand bukan lagi sekedar pilihan, namun keharusan untuk calon entrepreneur seperti saya. Personal brand sendiri adalah representasi unik dari siapa kita, apa yang kita tawarkan, dan bagaimana kita berbeda dari orang lain. Menurut saya, passion saya sendiri di bidang baking -menciptakan cake yang inovatif dengan bahan yang sehat dan lokal-menjadikan titik awal untuk membangun identitas yang kuat. Dalam Artikel ini, saya akan berbagi bagaimana saya, sebagai entrepreneur muda yang baru memulai, membangun personal branding daripassion tersebut, lengkap dengan langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan untuk sesama mahasiswa semester awal.Â
1. Memahami dan Mengidentifikasi passion anda
Langkah pertama yang harus kalian mulai dalam membangun personal branding adalah mengenal passion yang benar-benar kalian minat-in dalam hati atau diri anda sendiri. Bagi saya, passion ini baru saya sadari setelah memasukin duni perkuliahan, lahir dari kecintaan saya terhadap baking dan inovasi rasa. Di minggu-minggu pertama kuliah, saya sering bereksperimen dengan resep-resep baru per-kue-an, dan itu membuat saya sadar bahwa ini bukan hobi saja melainkan panggilan saya untuk berbisnis.Â
2. Membangun Identitas yang Konsisten
Setelah passion terindentifikasi, saatnya membangun identitas yang mencerminkan itu. Identitas ini seperti "logo" Anda: warna, gaya, dan pesan yang konsisten di semua platform. Sebagai mahasiswa baru, saya memulainya dari nol, tapi itu justru membuat saya bereksperimen secara bebas.Â
3. Strategi Digital untuk Era ModernÂ
Di zaman sekarang, personal branding tanpa eksistensi digital seperti berbisnis tanpa pelanggan. Sebagai entrepreneur muda semester awal ini, saya memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan, sambil menyeimbangkan tugas perkuliahan. Dalam memilih platform yang tepat bisa kalian menggunakan Instagram dan Tiktok untuk visual konten kalian. Linkedln untuk networking prefosional. Saya menghindari X karena kurang cocok dengan target pasar saya. Lalu fokuslah pada satu platform terlebih dahulu untuk fokus, lalu ekspansi-saya bermulai dari Instagram.Â
4. Mengukur Kesuksesan dan Tantangan yang DihadapinÂ
Membangun personal branding bukan proses yang instan, apalagi sebagai mahasiswa baru. Saya mengukur kesuksesan melalui metrik sederhana seperti engagement rate, jumlah pertemanan baru di Linkedln, dan feedback dari prototipe cake yang saya bagikan ke teman atau jual jual kecil-kecilan di tempat saya. Tantangan terbesar? Adaptasi dengan rutinitas perkuliahan yang baru, seperti kuliah offline dan tugas harian yang diberikan dosen, ditambah keterbatasan alat-alat baking. Saya mengatasi ini dengan cara time-blocking: 30 menit sehari untuk konten saya, setelah belajar.Â