Mohon tunggu...
Saiful Zahari
Saiful Zahari Mohon Tunggu... Guru - Staf Pengajar Pesantren Modern Misbahul Ulum

Pecinta literasi juga anggota Fame capter Lhokseumawe, tinggal di kota Lhokseumawe Aceh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Santri Siap Membuat Indonesia Maju

22 Oktober 2022   07:00 Diperbarui: 22 Oktober 2022   08:46 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelajar yang belajar di pondok pesantren (Dayah) adalah santri, dimana di pondok tersebut di ajari berbagai ilmu-ilmu agama, sosial, ekonomi, politik, bahasa dan budaya. Seorang santri akan siap terjun ke kehidupan nyata, setelah menimba ilmu di pesantren, karena selama ia tinggal di pondok apa yang di rasa, dengar, lihat dan fikirkan adalah semuanya pendidikan.

Sistem pendidikan di pesantren memiliki beberapa macam; ada yang di sebut salafiah, yaitu menggunakan kurikulum gaya lama, menggunakan metode ceramah dengan materi kitab klasik (kitab kuning). Ada juga pesantren menggunakan sistem modern; dimana kurikulum pendidikan sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman, dengan menggunakan kitab kontemporer hasil tulisan dan karya ulama-ulama sekarang, tentunya juga merujuk kepada kitab klasik, namun sudah menggunakan metode pembelajaran gaya Sekarang; seperti metode diskusi, kelompok, face to face, dan lain-lain.

Apa pun jenis kurikulum dan sistem gaya pembelajaran di sebuah pondok pesantren, tidak menjadikan kedua lembaga ini berbeda dalam pengamalan nilai-nilai islam. Buktinya sejak awal berdiri pesantren, yaitu awal kemerdekaan bahkan ada pesantren yang sudah ada sebelum indonesia merdeka, belum kita lihat lahir mazhab baru dari hasil kajian ilmu di pondok pesantren, seluruh pondok pesantren masih menggunakan empat mazhab untuk masuk kedalam pintu ilmu Allah yang terdapat dalam Al quran dan hadis. Bahkan hingga sekarang kedua lembaga ini bersanding, dengan jabat tangan yang erat dalam kemajuan negara indonesia sesuai dengan kapasitas kualifikasi keilmuan.

Santri generasi emas
Kapasitas mengurus indonesia raya ini, tidak akan mampu di lakukan oleh palajar yang doyan mabuk-mabukan, balap liar, serta remaja yang mengira bahwa kesuksesan bisa di dapatlan dengan menghayal. Kalau generasi seperti itu, kita katakan kepada mareka "kami menitipkan negara ini pada kalian" lalu mereka menjawab sambil nyerang musuh dalam game pabg "tarok situ aja negaranya, setelah nyerang aku ambil".


Negara ini harus di wariskan kepada generasi emas; dimana buku adalah pegayang mareka, bukannya android. Ketika jatuh mereka bangkit bukannya nangis
Ketika lapar mareka berbagi bukannya mencuri. Ketika senang berbagi dan ketika susah mejinjing bersama. Inilah generasi emas yang hanya di pondok pesantren mampu dibina dan ditempa agar terbentuk generasi cemerlang untuk mengurus indonesia.

Ngurus kamar untuk ngurus negara
Pendidikan di pondok pesantren, bukanlah pendidikan yang tidak berkurikulum, jauh sebelum pakar pendidikan indonesia menyusun kurikulum untuk sekolah, ulama telah menyusunnya untuk mempersiapkan generasi indonesia. Selama 24 jam santri yang tinggal di pondok pesantren, selalu mendapatkan pendidikan termasuk kehidupan dikamar, ketertiban dalam pengelolaan kamar cikal bakal seorang santri menertibkan masyarakat, peraturan yang di sahkan melalui sidang pleno adalah pegangan mudabbir dalam menjalankan tugas. Sehingga pengalaman tanggung jawab yang mareka dapatkan, bisa ngantarkan para santri untuk mengurusi negara baik di bangku DPR sebagai legeslator atau jabatan mentri sebagai pemangku kebijakan bahkan sebagai presiden sebagai kepala negara.

Pesantren benteng terakhir islam di nusantara
Sejarah mencatat, Indonesia merdeka hampir 99% adalah keterlibatan ulama dan para santri serta umat islam. Sehingga sampai detik ini, Indonesia masih menjadi negara terbesar dengan penduduk beragama islam terbanyak di dunia. Namun ada berbagai pihak ingin memisahkan keislaman dalam kehidupan penduduk indonesia, ada pihak ingin menjadikan negara ini menjadi negara komunis bahkan negara sekuler, maka dewasa ini kita lihat gaungan-gaungan kehidupan sekularisme dan komunisme, hingga-hingga pelajaran pendidikan agama islam di sekolah di hapus. Lampat tapi masti sedikit demi sedikit remaja-remaja mulai mempercayai bahwa semua agama adalah sama, hingga tokoh agama islam sendiri yang membenarkan pernyataan tersebut. Ini adalah detik-detik islam mau di lemahlah. Maka umat islam tidak memiliki cara lain dalam menghadapi sekularisme dan komunisme, melainkan di pondok pesantren sebagai benteng terakhir kekuatan islam. Ada beberapa kali kaum sekulerisme menyusup ke pesantren namun dengan cepat ketahuan karena , Allah menjaga agama ini, Allah sendiri yang melindungi islam.(AtjeHom). Wallahua'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun