Mohon tunggu...
Atiqotur royyani
Atiqotur royyani Mohon Tunggu... Tutor - Belajar

Memasak, Belajar Matematika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adil Tak Harus Sama (Perihal Kelas Unggulan dan Reguler dalam Sekolah)

9 April 2019   00:29 Diperbarui: 9 April 2019   14:32 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: websitependidikanterpadu.com

Akhir-akhir ini banyak pembicaraan tentang adanya sistem unggulan dan reguler dalam suatu lingkup sekolah. Khalayak mempermasalahkan perbedaan kelas yang ditentukan berdasarkan tingkat kecerdasan intelektual (IQ) peserta didik, menurut mereka dengan adanya perbedaan ini maka akan terjadi suatu diskriminasi antara peserta didik kelas unggulan dengan peserta didik kelas reguler. 

Pada dasarnya adanya atau munculnya sistem perbedaan penempatan peserta didik menurut tingkatkecerdasan intelektual (IQ) dalam suatu lingkup kelas unggulan maupun kelas reguler adalah mengacu pada konsep keadilan, dimana konsep ini menyatakan bahwa yang dikatakan dengan adil itu tak selalu harus sama, namun keadian merupakan pemenuhan kebutuhan seseorang yang diberikan oleh suatu instansi atau orang yang menjadi penanggungjawab seseorang tersebut.

Dalam hal ini, sistem penempatan peserta didik sesuai dengan tingkat kecerdasan (IQ) dalam suatu kelas merupakan hal yang sangat penting, karena hal ini mampu memberikan keadilan untuk peserta didik, dimana ketika peserta didik sudah menempati kelas sesuai tingkat kecerdasannya, maka mereka akan mendapatkan hal yang mereka butuhkan.

Dan kita tahu bahwa kebutuhan seseorang dengan seseorang yang lain memiliki perbedaan, dalam hal intelektualpun sama, dimana peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan sesuai dengan interval yang telah ditentukan dianggap memiliki kebutuhan yang kurang lebih sama, dengan adanya interval ini maka suatu sistem menejemen di sekolah tersebut akan lebih mudah menentukan kebutuhan dan cara pemenuhan kebutuhan peserta didik. 

Apabila sistem ini tidak dijalankan, maka ditakutkan salah satu dari pihak akan di rugikan, seperti contoh: ketika dalam suatu kelas terdapat peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda dan cara pemenuhan kebutuhan dalam kelas tersebut disamakan, maka yang terjadi adalah kerugian di satu pihak entah pihak yang tingkat kecerdasannya tinggi atau yang tingkat kecerdasannya rendah.

Ketika suatu guru memenuhi kebutuhan peserta didik dengan tingkat kecerdasan tinggi, maka peserta didik dengan tingkat kecerdasan rendah akan kualahan mengikuti sistem yang diterapkan, dan sebaliknya ketika suatu guru memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka peserta didik dengan tingkat kecerdasan tinggi akan merasa bosan bahka bisa jadi peserta didik tersebut akan malas, karena menurut mereka sistem yang diterapkan tidak sesuai kebutuhan mereka.

Ketika terjadi diskriminasi antara peserta didik kelas unggulan dan peserta didik kelas reguler, maka kita harus memperbaiki sistem menejemen pengelolaannya, karena pada dasarnya konsep keadilan tersebut sangatlah penting untuk diterapkan, mungkin tenaga pendidik diberi pengarahan lagi untuk tidak membeda-bedakan antara kedua kelas tersebt.

Karena mereka memiliki keunikan dan kemampuan sendiri-sendiri, maka sebagai pendidik yang baik haruslah dapat menempatkan sikap yang tepat ketika menghadapi suatu kelopok yang berbeda. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun