Dari sini kita bisa mengambil pelajaran tentang seorang ibu yang selalu bersedia belajar, melakukan banyak penyesuaian.
Bisa kita bayangkan ketika untuk pertama kalinya seorang ibu melahirkan anaknya, ada berbagai hal yang belum ia ketahui.
Bahkan, ketika anak-anaknya tumbuh dewasa, ia harus bisa menyesuaikan dengan banyak hal yang bisa jadi nggak nyaman untuk dirinya. Namun, tetap ia lakukan demi anaknya.
Keinginan untuk terus belajar inilah yang juga akan membuat seorang ibu bisa mendidik anaknya dengan baik. Mengingat, seiring berjalannya waktu, usia anak akan terus bertumbuh, otomatis cara mendidiknya pun berubah.
Kedua, selalu ingin memberikan yang terbaik
Nggak peduli seberapa banyak kekurangan yang mereka miliki, seorang ibu selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.
Hal ini seringkali menimbulkan perdebatan panjang tentang "versi terbaik" dari sudut pandang seorang anak dan sudut pandang dari seorang ibu yang berbeda. Kita menganggap sesuatu hal itu baik. Sedangkan bagi ibu, sesuatu itu buruk. Atau pun sebaliknya.
Apa pun perbedaan yang ada, kita perlu percaya bahwa setiap ibu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, meski pun caranya nggak selalu tepat. Namun, bukan berarti kita boleh menentang seenaknya, ya. Kita yang perlu memiliki kelapangan hati lebih besar untuk memahami hal ini.
Seorang ibu memiliki naluri untuk melakukan lebih, bahkan ketika kondisinya sedang sakit.
Ketika sakit, ibu tetap berusaha menyelesaikan tugas-tugasnya, seolah nggak memikirkan dirinya sendiri.
Ketiga, penuh dengan ketulusan