Mohon tunggu...
Atika Nabila
Atika Nabila Mohon Tunggu... Auditor - Mahasiswa PGPAUD - Universitas Ahmad Dahlan

NIM 2000002021

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Anak Berbakat Termasuk Anak Berkebutuhan Khusus?

14 Juli 2022   16:00 Diperbarui: 14 Juli 2022   16:04 19642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap anak terlahir istimewa dengan potensi yang unik dan beragam, begitu pula dengan anak berkebutuhan khusus mereka istimewa dengan apa yang mereka punya. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak pada umumnya. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia 2013, menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah "Anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan baik fisik, mental, intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya". Sehingga memerlukan penanganan khusus terkait gangguan yang dialaminya.

Anak Berbakat (Gifted Children)

CIBI (Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa) atau yang lebih dikenal dengan anak berbakat (Gifted Children) merupakan salah satu contoh anak berkebutuhan khusus yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa diatas anak-anak normal pada umumnya. Secara umum gifted adalah anak yang secara signifikan memiliki kemampuan IQ 130 atau lebih, potensinya di atas rata-rata dalam bidang kemampuan umum, akademik, kreativitas, kepemimpinan, seni dan olahraga. Kecerdasan anak gifted terlihat sejak usia dini yaitu antara 3-5 tahun. Karena kecerdasan dan kemampuannya diatas rata-rata anak gifted mempunyai kemampuan membaca lebih awal, memiliki cara berpikir yang sangat kritis, dan mempunyai motivasi belajar yang tinggi, tertarik dengan sains, rasa ingin tahu yang tinggi, imajinasinya kuat, senang membaca dan senang akan koleksi.

Dengan kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa diatas rata-rata serta memiliki bakat yang istimewa, lalu mengapa anak berbakat (Gifted Children) termasuk dalam anak berkebutuhan khusus? Apa alasannya? Mari kita bahas bersama-sama.

 Anak berbakat (Gifted Children) karena dengan kemampuan intelektual yang tinggi justru membuat anak mengalami kesulitan dalam berinteraksi atau tidak mampu bersosialisasi dengan baik sehingga anak akan merasa berbeda, atau lingkungan yang melabelkan aneh karena memiliki kebiasaan yang tidak wajar. Secara umum permasalahan yang dihadapi anak berbakat diantaranya yaitu;

  • Labelling, memberikan label terhadap anak berbakat bahwa ia "berbakat" dapat menimbulkan harapan terhadap anak tersebut dan dapat mengakibatkan kefrustasian jika anak tersebut tidak dapat memenuhi apa yang mereka harapkan.
  • Memberi Nilai (Grading) dalam bentuk angka, memberi penilaian dalam berbentuk angka dapat menimbulkan permasalahan jika angka tersebut tidak menggambarkan kemampuannya.
  • Underachievment, anak tidak menunjukkan perilaku sesuai tingkat intelektualnya karena kurangnya stimulus dan kepercayaan dari lingkungan. Contohnya, ketika anak tidak bisa menyelesaikan tugasnya karena merasa bosan dan monoton ketika pembelajaran, hal ini dapat terjadi karena anak berbakat mengalami berbagai tekanan baik itu dari rumah, sekolah maupun temannya.
  • Konsep diri, anak berbakat memiliki sikap ambivalen terhadap keberbakatannya, dan ia mempersepsikan dirinya secara positif namun menganggap bahwa lingkungannya (teman sebaya, guru) memiliki pandangan negatif terhadap dirinya.

Menurut Seagoe (Reni Akbar Hawadi, 1985) anak berbakat dapat atau mungkin mengakibatkan timbulnya masalah seperti;

  • Dengan kemampuan intelektual yang tinggi dapat mengarah ke sikap ragu-ragu dan sikap kritis baik terhadap dirinya maupun lingkungan
  • Kemampuan kreatif dan memiliki minat untuk melakukan hal-hal baru bisa menyebabkan anak cepat bosan terhadap tugas yang monoton
  • Kepekaan dari anak berbakat dapat membuatnya mudah tersinggung terhadap kritik orang lain
  • Perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan sering terlihat pada anak berbakat ke arah keinginan untuk mempertahankan pendapatnya
  • Dengan kemampuan dan minatnya yang beragam anak berbakat membutuhkan dukungan untuk dapat mengembangkan minatnya
  • Memiliki semangat yang tinggi untuk mandiri dalam belajar dapat menimbulkan konflik karena tidak mudah menyesuaikan diri dengan teman sebaya. ia dapat juga merasa ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya.

Peran Seorang Guru dan Orangtua

Lalu bagaimana sikap kita sebagai orangtua maupun guru dalam menangani anak berbakat (Gifted Children) ini? Mari simak penjelasan berikut ini..  

Menurut (Wahab, 2005) menjelaskan bawa terdapat enam peranan orangtua terhadap keberbakatan anak yaitu: 

  • Orangtua berperan sebagai pendidik, dalam proses pembentuk kepribadian dan moral anak sehingga menjadi dasar dalam mengembangkan kemampuan anak.
  • Orangtua sebagai guru dalam kehidupan sehari-hari anak dengan melakukan kegiatan seperti membaca, menulis, dan sebagainya agar anak memiliki kesiapan ketikan melakukan aktivitas di sekolah nantinya.
  • Orangtua sebagai motivator dengan memotivasi anak dan mendorongnya secara langsung dan tidak langsung agar mereka dapat menyukai kegiatan belajar yang dilaksanakan.
  • Orangtua sebagai pendukung dengan memberi dukungan secara moril dan materiil untuk melakukan kegiatan belajar di rumah dan kepentingannya di sekolah, bentuk dukungan yang diberikan harus didasari pada prinsip pedagogis sehingga anak dapat merasakan dukungan yang bermakna terhadap tumbuh kembangnya.
  • Orangtua sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi segala kegiatan anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, dengan menciptakan lingkungan yang kondusif agar terciptanya kegiatan belajar maupun bermain anak di rumah sesuai kebutuhan dan perkembangan anak.
  • Orangtua sebagai model yaitu menjadi contoh teladan yang baik di rumah dalam berbagai aspek kemampuan dan perilaku hidup sehingga anak dapat mengikuti secara baik.  

 

Peran guru terhadap anak berbakat (Gifted Children) dapat sangat memengaruhi motivasi siswa, dan siswa gifted tampaknya lebih terpengaruh oleh sikap dan tindakan guru daripada siswa lainnya. Maka dari itu peran guru terhadap anak gifted sangat berpengaruh. Untuk memaksimalkan potensi belajar siswa gifted yang dapat dilakukan oleh guru adalah mengenal setiap siswa dengan baik, dengan mengenal siswa nya guru dapat menyampaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga dapat menghindari adanya siswa yang merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung, dengan cara seperti membedakan tingkat kesulitan sesuai kesanggupan anak itu, menyesuaikan kecepatan pembelajaran juga termasuk waktu untuk mengerjakan tugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun