Saya meyakini apabila warga kampung diberi kesempatan mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, diasah keterampilannya, diciptakan ekosistem yang membuat mereka mau kembali ke kampung, maka cita-cita Indonesia membangun dari pinggiran akan mengalami akselerasi. Mereka tak boleh sendirian, harus terhubung dengan kampung-kampung lain dengan penggerak seperti mereka (connect the dots), dan visi Cendekiawan Kampung, yaitu menjadi model pembangunan Kawasan berbasis sumber daya manusia dengan mengusung konsep beasiswa talent scouting bagi genius kampung, turut membingkai mereka.
Mereka adalah calon pemimpin kampung. Tugas kita adalah menjadikan mereka, meminjam istilah dari Pesantren Dzikr Alfath, Sukabumi, MAUNG BODAS alias manusia unggul berotak cerdas.