Mohon tunggu...
akhmad taufiq hariyadi
akhmad taufiq hariyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Majulah Indonesiaku

Aku adalah manusia biasa seperti yang lain. Tetapi aku terus berpikir, merasa & bertindak sehingga sampailah aku pada kata-kata "Inilah aku". Aku punya kesalahan, kelemahan, kekurangan bahkan keburukan, begitupun yang lain. Tetapi aku punya sesuatu yang menjadi kelebihan & ciri khasku, begitupun yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Majulah Indonesiaku (Menyapa Dunia)

24 April 2018   09:40 Diperbarui: 24 April 2018   09:49 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tapi Tuhan tidak begitu saja membiarkan dan meninggalkan kita hidup di dunia ini tanpa petunjuk sehingga kita berjalan tanpa arah dan tujuan apalagi sampai tersesat tidak karuan. Karena jika kita semua berjalan tanpa arah dan tujuan apalagi sampai tersesat, maka sudah sejak dari dulu dunia ini hancur karena pertikaian dan peperangan serta kerusakan alam di mana-mana karena ulah manusia yang terlalu berlebihan.

Untuk itu, Tuhan menurunkan Nabi atau Rasul sebagai utusanNYA dengan membawa kitabNYA untuk menjelaskan tentang diriNYA serta bagaimana manusia ini berlaku dan hidup di dunia ini. Jadi beruntunglah kita semua ketika masih bisa menjalankan ajaran agamaNYA, karena pada dasarnya ajaran agamaNYA bagaikan jalan tol yang akan mempercepat perjalanan kita untuk sampai pada tujuan kita diciptakanNYA di dunia ini.

Karena begitu Maha Pengasihnya, Tuhan tidak hanya memberikan petunjuk melalui Nabi atau RasulNYA, tetapi juga melalui pengalaman-pengalaman sehari-hari yang kadang terlihat sepele dan seolah tidak berarti. Tetapi jika kita renungkan ternyata hal tersebut terkandung Kemahabesaran dan Kekuasaan Tuhan yang tak terbatas bahkan kepada hal-hal yang tidak tidak terpikirkan sekalipun.

Tuhan Maha Mengetahui apapun yang dipikirkan semua manusia, sehingga konsekuensinya, Tuhan juga Maha Mengetahui batasan pemikiran yang mampu dicapai oleh seluruh manusia yang ada di dunia ini. Oleh karena itu Tuhan pun Maha Kuasa untuk membuat kita takjub kepada hal-hal yang bagi orang lain tampak sepele tapi bagi kita merupakan suatu hal yang memiliki makna yang mendalam.

Karena hal ini pula, akan timbul persoalan baru yang mungkin akan muncul dari orang-orang yang sudah terlanjur tersesat dan terjerumus dalam kehidupan yang kelam. Mereka mungkin saja akan berkata bahwa mengapa Tuhan tidak menunjuki mereka kepada kebenaran dan membuat mereka menjadi orang yang baik? Bukankah Tuhan Maha Kuasa untuk melakukannya?

Sebagai manusia, kita bisa mempertanyakan hal-hal seperti itu bahkan hal-hal lain yang lebih rumit lagi dari itu karena manusia memang telah dibekali kemampuan akal untuk mempertanyakan apapun termasuk dirinya sendiri bahkan TuhanNYA. Tetapi kemampuan akal untuk menjawab dan memahami apa yang dipertanyakan tergantung dari tingkat kebersihan hatinya. Semakin bersih hatinya, semakin tinggi pertanyaan seperti itu yang bisa dijawabnya.

Sebelum membahas masalah tersebut, penulis mau menekankan terlebih dahulu bahwa, tidak berarti penulis berkata seperti ini, itu dan lain sebagainya, kemudian hal itu berarti menunjukkan bahwa penulis adalah orang seperti ini atau seperti itu. Pada intinya dan pada dasarnya apa yang penulis buat dalam setiap tulisannya adalah untuk berbagi pengalaman dan pemikiran, yang harapannya agar dapat memberikan manfaat yang positif bagi orang lain.

Kita kembali pada pertanyaan sebelumnya, yakni mengapa Tuhan tidak sekalian saja menunjuki semua orang sesat pada kebenaran dan menjadikan mereka orang yang baik? Bukankah dengan begini dunia akan menjadi lebih tentram dan damai?

Ada banyak kemungkinan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dan di sini penulis mencoba menjawab meskipun ada kemungkinan jawaban penulis juga tidak tepat atau bahkan salah. Tetapi maksud penulis tetap membahasnya adalah hanya untuk berbagi pemikiran dan syukur-syukur menginspirasi orang lain untuk menemukan jawaban yang lebih baik lagi.

Mari kita mulai untuk menjawabnya. Tuhan menciptakan manusia dengan dibekali sifat yang mirip dengan Tuhannya tetapi dengan kadar yang sangat kecil. Hal ini bisa dilihat perbandingannya yakni ketika kita mau menyebut sifat-sifat manusia, maka kita tinggal menyebutnya tanpa ada tambahan kata di depannya tetapi berbeda ketika kita ingin menyebut sifat Tuhan maka di depannya pasti akan kita tambahi dengan kata "Maha". Contoh Maha Kuasa, Maha Mencipta, Maha Mengetahui dan lain sebagainya.

Hal ini berarti bahwa manusia memiliki sifat Ketuhanan, tetapi dengan kadar yang sangat kecil. Sehingga itulah mengapa dalam kondisi ekstrim ketika manusia sudah merasa sangat berkuasa untuk melakukan apapun dan sombong, sampai berani mengklaim bahwa dirinya adalah tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun