Keunikan Darwish: Perpaduan yang Kontras
Salah satu hal yang membuat Darwish istimewa adalah kemampuannya merangkai hal-hal yang tampak berlawanan: cinta dan perjuangan, keindahan dan duka, yang personal dan yang kolektif. Puisinya bukan sekadar tentang Palestina; ia berbicara tentang manusia secara universal.
Terri DeYoung dalam Mahmoud Darwish: The Poet's Art and His Nation (2014) menulis bahwa Darwish memiliki bakat luar biasa dalam "mengubah penderitaan menjadi keindahan, dan keindahan menjadi kekuatan."
Warisan yang Tak Akan Padam
Mahmoud Darwish wafat pada 2008, tapi puisinya tetap hidup, terus dibaca dan dikutip hingga hari ini. Warisan yang ia tinggalkan tidak hanya penting bagi rakyat Palestina, tetapi juga bagi siapa pun yang percaya bahwa kata-kata memiliki kekuatan untuk mengubah dunia.
Di tengah ketidakadilan yang masih terus terjadi, puisi-puisinya mengingatkan kita bahwa seni dan kemanusiaan adalah senjata yang paling ampuh. Saat membaca Darwish, kita tidak hanya membaca tentang Palestina, tetapi juga tentang diri kita sendiri---tentang kerinduan akan keadilan dan cinta yang melampaui batas apa pun.
Seperti yang pernah ia tulis, "Kita memiliki pada puisi ini sebuah negara, dan negara ini memiliki kita."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI