Frankfurt am Main, 14 Mei, 2023.
Eintracht Frankfurt baru  saja menang 3-0  melawan Mainz 05. Kemenangan tersebut akhirnya membuat Die Adler sukses mengakhiri trend buruk mereka dimana mereka tidak memang selama 10 pertandingan beruturut-turut. Kemenangan tersebut terjadi 2 Minggu setelah Eintracht Frankfurt berhasil menyabet tiket ke Final DFB Pokal setelah berhasil membekuk VfB Stuttgart dengan skor 3-2 di kandang Stuttgart.
Kemenangan melawan Stuttgart tersebut merupakan kali ketiga dalam kurun waktu 5 tahun Eintracht Frankfurt harus  meraih Eropa melalui final suatu ajang dimana pada 2022 mereka meraih Liga Champions dengan jalur memenangi Liga Eropa, dan pada 2018 mereka masuk Liga Eropa dengan jalur memenangi DFB Pokal dimana mereka kala itu bersua dengan Bayern Muenchen di Final DFB Pokal 2018.  Eintracht Frankfurt kerap kali meraih Eropa karena mampu meraup trofi anyar macam Liga Eropa dan DFB Pokal, namun selalu kesulitan meraih Eropa melalui  Liga.Â
Hal ini karena pada paruh kedua musim, Eintracht Frankfurt seringkali tampil buruk meskipun memiliki rapot yang baik di babak pertama Musim tersebut. Hal ini membuat Eintracht Frankfurt mendapatkan julukan " Launische Diva "yang berarti Diva Moody. Hal ini sangat aneh bagi fans sepakbola pada umumnya, namun sudah sangat biasa bagi fans Die Adler. Â Hal ini bukan hanya performa yang berkurang diatas rumput namun juga karena faktor internal tim seperti berikut ini:
1. Rumor Pemain Hengkang ditengah Musim:
Sering sudah kita mendengar kabar mengenai Kolo Muani dan Daichi Kamada yang dilirik oleh tim-tim raksasa Eropa. Hal ini bukanlah sesuatu yang baru. Banyak pemain inti yang kerap kali berpindah karena melihat Eintracht Frankfurt hanya sebagai jembatan menuju tim raksasa Eropa. Â
Banyak Pemain Eintracht Frankfurt menganggap bahwa tim mereka merupakan tim transit dan sebagai wadah Pembuktian, dan bukan suatu tim yang sang pemain ingin menghabisi bertahun-tahun bersama tim tersebut. Kasus ini sudah sering terjadi seperti kasus Luka Jovic yang tak kunjung dapat merumput di Santiago Bernabeu, dan Sebastien Haller yang akhirnya mendapatkan tim yang pantas untuknya di Borussia Dortmund.Â
2. Drama antara Pelatih dan petinggi klub:
Sesuai dengan data, Eintracht Frankfurt telah menggantikan pelatih sebanyak 3 kali dalam 6 Musim terakhir. Dengan ini bisa dikatakan seorang Pelatih hanya menetap selama 2 Tahun di Eintracht Frankfurt sebelum harus angkat koper. Alasannya pun bermacam, mulai dari alasan pribadi yang ingin menukangi tim lain yang lebih lukratif, namun juga karena sang Petinggi klub tidak puas dengan hasil yang diraih di BundesLiga yang tidak memenuhi ekspetasinya. Â
Hal tersebut lah yang menyebabkan Oliver Glasner dipecat daripada kursi kepelatihan die Adler. Markus Kroesche, petinggi Eintracht Frankfurt membeberkan bahwa ia tidak memecat Oliver Glasner dikarenakan masalah pribadi namun lebih merujuk kepada prestasi di Liga. Hal tersebut membuat fasn Eintracht Frankfurt kecewa kepada Kroesche, dan mendukung Oliver Glasner. Santer dikabarkan bahwa Arne Slot, ataupun Dinno Toppmoeller akan menggantikannya sebagai pelatih Eintracht Frankfurt.Â