Mohon tunggu...
Atep Afia Hidayat
Atep Afia Hidayat Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati sumberdaya manusia dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepemimpinan Bangsa Berbasis Talenta

1 April 2014   00:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:14 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13962631031676711212

Oleh : Atep Afia Hidayat - Tak lama lagi akan segera terjadi pergantian kepemimpinan bangsa. Mulai dari presiden, parlemen dan kabinet bakal berganti, baik dengan wajah baru atau muka-muka lama. Pemilu 2014 akan menjadi momentum yang sangat menentukan untuk kelangsungan bangsa Indonesia. Hal yang perlu dicermati, sebenarnya Pemilu 2014 merupakan ajang seleksi kemepimpinan nasional. Nah, apakah proses seleksi akan berlangsung dengan profesional, atau bisa saja terjadi proses seleksi yang abal-abalan.
Sulit dibayangkan jika kualitas penyelenggaraan Pemilu 2014 rendah, tentu saja akan menghasilkan pemimpin bangsa yang tidak memiliki talenta. Ya, kepeimimpinan erat kaitannya dengan talenta (baik menyangkut minat, bakat, kemampuan, keseriusan, profesionalisme, dan sebagainya). Apa jadinya jika bangsa yang menempati peringkat keempat terbesar di dunia ini dikelola oleh pemimpin yang tidak memiliki talenta, atau pemimpin abal-abal.

Hal itu bisa saja terjadi, sebagai gambaran perhatikan daftar calon legislatif (Caleg) Pemilu 2014 yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dari sekian banyak Caleg berapa persen yang memiliki talenta untuk bidang kepemimpinan, makin rendah persentasinya maka kondisi bangsa ini ke depan akan makin rentan. Apalagi jika memperhatikan Caleg untuk tingkat propinsi, kabupaten dan kota, banyak ditemukan "tokoh" yang kurang dikenali. Jangankan menyangkut talenta, namanya saja seperti baru muncul dalam daftar tersebut. Bagaimana kondisi daerah-daerah dalam lima tahun ke depan jika Caleg yang lolos dan berhasil menduduki DPRD Propinsi, Kabupaten dan Kota kurang berkualitas ?

Partai politik (Parpol) sebenarnya merupakan pihak yang paling bertanggungjawab dalam meloloskan seorang Caleg. Umumnya yang menjadi Caleg adalah kader Parpol tersebut. Dalam hal ini diperlukan obyektivitas dari internal Parpol untuk menentukan daftar Caleg yang diperkirakan memiliki talenta kepemimpinan.

Hal yang paling krusial ialah dalam penentuan orang nomor satu di Republik ini. Ya, jabatan presiden  akan sangat mewarnai bagaimana Indonesia ke depan. Dengan sendirinya Presiden RI mendatang harus memiliki talenta kepemimpinan nasional, bukan sekedar berambisi atau populer semata. Bisa saja seorang calon presiden memiliki tingkat populeritas yang tinggi, mungkin karena mempromosikan diri atau membangun proses pencitraan melalui beragam media, bisa juga karena mendapat simpati rakyat. Namun belum tentu kapasitas talenta kepemimpinannya cukup memadai untuk "mengendalikan" dan "mengelola" lebih dari 250 juta rakyat.

Republik Indonesia dengan seperempat milyar penduduknya tentu saja sangat memerlukan pemimpin besar, bukan pemimpin pemimpi atau pemimpin formalitas. Lima tahun keperiode kepemimpinan harus menghasilkan pencepaian yang luar biasa, bukan pencapaian ala kadarnya, sehingga bangsa Indonesia relatif tertinggal bahkan di kawasan regional sekalipun.

Dengan demikian seluruh penyelenggara negara dalam periode lima tahun ke depan, seharusnya memiliki talenta kememimpinan nasional. Sudah selayakanya rakyat lebih cerdas dalam menentukan pilihan. Perhatikan dengan sungguh-sungguh, mana pemimpin yang benar-benar memprioritaskan kepentingan bangsa, mana yang hanya mengutamakan kepentingan kelompoknya (banyak pemimpin nasional namun lebih mementikan Parpol, suku, almamater, dan sebagainya), dan mana yang hanya mengedepankan urusan pribadinya (pemimpin yang korup). (Atep Afia).

Gambar:
http://majalahganesha.com/blog/2012/03/13/mengenang-46-tahun-supersemar-2/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun