Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu yang Terselubung

4 November 2020   23:19 Diperbarui: 4 November 2020   23:19 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Aten Dhey (Pantai Tablolong, Kupang)

Banyak rasa tercurah. Terkuras. Untuk satu hati yang pernah menyatu. Sempat tersenyum. Tertawa. Bahagia. Itu ada dalam rasa yang pernah tersingkap.

Apa kata hati saat cinta tak lagi bernyawa. Rasa tetap ada namun berbeda. Berat tuk melepas. Bertahan tapi tak pasti.

Untuk rindu yang terselubung. Jauh rasa itu jatuh. Pernah senyum dan memeluk rasa bersama. Hanya ingin dimengerti bahwa gejolak rasa tetap berdetak. Lebih kencang dari sebelumnya. 

Rindu itu tak terkatakan. Dipendam dalam jiwa. Mati tak sudi. Tenggelam hingga bunyi takdir bergetar. Saat cinta tak lagi sendiri. Ada rasa yang besar dan berarti dari hati.

Cinta. Malam ini untukmu. Ambil seutuhnya. Bintang dan bulan. Jangan menggenggam gelap. Biar dia menyepi bersama rindu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun