Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat Cinta untuk Sasa

30 Oktober 2020   10:52 Diperbarui: 30 Oktober 2020   11:18 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sasa. Bolehkah aku meminta sebatang rokok di tangan kananmu. Hambar meneguk kopi tanpa rokok. Biarlah darah nasionalis itu mengalir juga dalam diriku. Jika engkau berkenan, turunkan microfon di tangan kananmu. Ini segelas kopi untuk Kartini.

Rokok ini sungguh keras. Terbuat dari bahan-bahan alami. Asapnya menutup semua ruang kamarku. Mataku kabur. Aku dituntun keluar oleh tangan tak berwujud. Mataku kabur. Gelap. Otak kosong. Aku digiring oleh suara-suara kaum berwibawa. Aku termakan suara tak berdata. Logikaku kabur karena suara riuh.

Suara itu adalah sumber kebenaran bagiku. Tapi aku salah. Suara itu menuntun aku ke jurang. Aku mati tak berdaya.

Sasa. Kuharap engkau jangan dikaburkan oleh asap dari sebatang rokok di tanganmu. Boleh menyeruputnya. Perlu daya nalar yang jelas, pola pikir baik dan memiliki data dan fakta yang jelas.

Salam untukmu sayang.

Kita 'kan bertemu dalam realitas kebenaran yang mutlak. Di sana tanpa kekacauan dan penghancuran.

Salam akal sehat dariku teman almamater berbeda.

Salam,

Akal Sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun