Kemudian, di bulan Oktober 2015, orang tua penulis yang perempuan juga mengalami stroke sebelah kiri dan dirawat di Sekadau (kediaman penulis).
Dan oleh kasih karunia Tuhan, pada tanggal 14 Juni 2018 ibu dipanggil Tuhan, penulis tidak terlalu merasa sedih yang amat mendalam, karena semua ada waktunya dan juga ada rasa kepuasan dan kebahagian tersendiri karena sudah ikut serta merawat ibu yang sakit pada saat itu, selagi beliau hidup.
Menurut penulis, tidak semua dari kita yang membaca tulisan ini bisa merawat orang tua, apalagi yang sakit, karena terbentur jarak tempuh dari kediaman sang anak (tempat mencari nafkah) dengan domisili orang tua yang jauh atau kesibukan dan hal lainnya yang menjadi penghalang, sehingga merawat orang tua pun menjadi hal yang sulit.
Penulis sangat bersyukur, masih diberikan kesepatan oleh Tuhan bisa merawat orang tua, baik ibu yang sudah tiada, maupun bapak yang saat ini ada di rumah penulis.
Dan hal inilah yang penulis rasakan bahwa adanya kebahagian tersendiri bisa merawat orang tua yang sakit.
Sekedar saran bagi kita yang masih memiliki orang tua, jenguklah orang tua kita selagi masih ada waktu, jangan sampai ada penyesalan ketika mereka sudah tiada, dan itu sudah terlambat. Dan jika bisa ikutlah merawat mereka di masa tuanya.
Tidak ada yang bisa menggantikan kasih sayang dan perlakuan khusus yang telah diberikan oleh Tuhan melalui orang tua kita hingga saat ini. Hal itu yang akan kita rindukan pada saat mereka tiada.