Mohon tunggu...
asyadidah nafa
asyadidah nafa Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia

Saya adalah mahasiswi semester 5 di Universitas Al Azhar Indonesia, jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Bagi saya, dunia anak bukan sekadar bermain dan belajar huruf, tetapi membangun karakter, kreativitas, dan pola pikir mereka sejak dini. Pendidikan anak usia dini bukan hanya akademik, tetapi bagaimana pendidik menjadi fasilitator yang mendampingi dan memberi ruang eksplorasi. Saya selalu berpikir kritis terhadap metode pendidikan, mempertanyakan efektivitasnya, dan mencari cara agar anak-anak belajar lebih alami. Pendidikan moral dan karakter harus tertanam sejak dini melalui contoh nyata dan lingkungan yang mendukung. Saya memiliki rasa ingin tahu tinggi, tetapi mudah bosan jika kurang tertarik. Karena itu, saya mencari cara belajar yang menyenangkan, seperti game-based learning dan pendekatan sosial konstruktivis. Saya juga tidak mudah menyerah, meskipun sering gagal dalam satu kali percobaan. Bagi saya, kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Di luar akademik, saya memiliki passion besar terhadap tari tradisional, yang saya yakini bisa menjadi media pendidikan bagi anak-anak. Saya ingin menggabungkan seni dan pendidikan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna. Saat ini, saya juga berusaha membantu keluarga melunasi utang melalui program Shopee Affiliate. Meski tidak mudah, saya yakin dengan usaha dan strategi yang tepat, tujuan ini bisa tercapai. Lebih dari itu, saya ingin ilmu yang saya pelajari bermanfaat bagi anak-anak, orang tua, dan masyarakat, karena bagi saya, menjadi pendidik anak usia dini adalah tentang memberi makna, bukan sekadar menjalankan kurikulum.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kenapa Orang Tua Malas Ikut Parenting di Sekolah Anak?ini Faktanya !

7 Agustus 2025   22:18 Diperbarui: 7 Agustus 2025   22:29 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan Parenting PAUD Heeryn. (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2025).

"Dulu kita sekolah nggak pakai parenting juga bisa kok jadi orang tua."


Kalimat ini sering terdengar ketika undangan parenting dari sekolah hanya direspons oleh segelintir orang tua. Tapi... apakah benar program parenting itu tidak penting?

Sebuah studi kasus di PAUD Heeryn Jakarta Barat mengungkap fakta mengejutkan. Dari puluhan orang tua yang diundang, hanya 5 orang saja yang hadir dalam kegiatan parenting sekolah. Bahkan di antaranya, ada yang langsung pulang setelah mendengarkan materi tanpa berdiskusi lebih lanjut. Kenapa bisa begitu?

 Fakta: Keterlibatan Orang Tua Masih Rendah

Penelitian yang dilakukan oleh Nafa Asyadidah dari Universitas Al-Azhar Indonesia menemukan bahwa keterlibatan orang tua dalam program parenting masih tergolong sangat rendah. Padahal, program ini membahas hal-hal penting, mulai dari tumbuh kembang anak, gizi, pola asuh, hingga tips komunikasi antara orang tua dan anak.

Gambar 2. Diskusi Guru dan Orang Tua Mengenai Partisipasi Program Parenting (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2025).
Gambar 2. Diskusi Guru dan Orang Tua Mengenai Partisipasi Program Parenting (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2025).

Gambar 3. Guru dan Orang Tua Berdiskusi Secara Informal Usai Kegiatan Parenting (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2025).
Gambar 3. Guru dan Orang Tua Berdiskusi Secara Informal Usai Kegiatan Parenting (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2025).

 Apa Penyebabnya?

  1. Waktu Tak Pernah Cukup:
    Banyak orang tua bekerja atau punya tanggung jawab lain, seperti jadi kader posyandu, sehingga sulit membagi waktu.

  2. Jadwal Parenting Bentrok:
    Acara sering diadakan saat hari kerja atau bersamaan dengan kegiatan sekolah anak, membuat orang tua memilih mendampingi anak saja.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Parenting Selengkapnya
    Lihat Parenting Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun