Mohon tunggu...
Asya Indah
Asya Indah Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Malang

saya mahasiswa di Universitas Negeri Malang angkatan 2024, saat ini menginjak semester 3, dan saya baru memulai untuk menulis artikel/jurnal, jadi mohon bantuannya yaa..

Selanjutnya

Tutup

Seni

Pretty Ugly: Menemukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan

14 Oktober 2025   08:37 Diperbarui: 14 Oktober 2025   08:37 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi  pameran dan profil seniman terpasang di pintu masuk ruang pameran, foto oleh Asya Indah

Pameran seni bertema Pretty Ugly diadakan di lantai 2 UNIQ Hotel (The Win Hotel Surabaya), berlangsung dari 4 Agustus 2025 hingga 31 Januari 2026. Acara ini merupakan kolaborasi antara dua seniman kontemporer Indonesia, Talitha Maranila dan Dedy Sufriadi, yang mengusung tema utama mengenai ketidaksempurnaan serta refleksi diri. Melalui karyanya, pameran ini menantang pengunjung untuk merefleksikan ulang konsep estetika dalam seni, dengan menolak standar keindahan tradisional.

Menurut kurator, karya yang dipamerkan sengaja dirancang agar "tidak tampak cantik". Alih-alih memanjakan indera penglihatan, fokus utama justru pada ide mendalam yang terinspirasi dari pemikiran Marcel Duchamp. Elemen visual seperti bentuk yang kasar, tekstur tidak halus, warna yang tidak proporsional, bahkan yang dianggap "gagal" secara estetika, dijadikan sebagai simbol kejujuran dan niat artistik. Pendekatan ini memicu diskusi penting, apakah keindahan tetap menjadi tolok ukur mutlak di dunia seni?

Salah satu karya Talitha Maranila, menonjolkan pantulan cahaya dan simbol spiritual. Foto oleh Asya Indah
Salah satu karya Talitha Maranila, menonjolkan pantulan cahaya dan simbol spiritual. Foto oleh Asya Indah

Ruang pameran dibagi secara sederhana tanpa sekat fisik, dengan sisi kanan menampilkan karya Dedy Sufriadi dan sisi kiri milik Talitha Maranila. Talitha menghadirkan karya abstrak yang menyatukan elemen pencahayaan, sains, dan spiritualitas, lengkap dengan pantulan cahaya serta simbol-simbol keagamaan seperti pasir dan cangkang telur dari ritual Bali. Proses kreatifnya bersifat reflektif dan karyanya pernah dipamerkan di berbagai kota besar di dunia.

Salah satu karya Dedy Sufriadi, menggabungkan teks dengan material dan tekstur mentah, terinspirasi dari lagu dan film. Foto oleh Asya Indah
Salah satu karya Dedy Sufriadi, menggabungkan teks dengan material dan tekstur mentah, terinspirasi dari lagu dan film. Foto oleh Asya Indah

Sementara itu, Dedy Sufriadi mengeksplorasi materi eksperimen dan teks secara inovatif, mulai dari periodisasi seni eksistensial hingga seri Hypertext yang memadukan kata-kata dengan gambar. Lalu menggunakan bahan-bahan non-konvensional, seperti kuas hingga asbes, dengan inspirasi dari lagu, film, serta tekstur mentah yang autentik.

Pameran ini mendapat sambutan hangat, terutama dari kalangan pelajar dan komunitas kreatif muda di Surabaya, yang merasa acara ini lebih segar dan dinamis dibandingkan galeri seni formal. Fasilitas photo box juga menjadi nilai tambah yang menarik perhatian pengunjung. Melalui pendekatan kontras kedua seniman, Pretty Ugly menciptakan ruang dialog tentang keaslian, ekspresi diri, dan esensi seni kontemporer modern.

Sebagai penyelenggara, UYCC Art Gallery berkomitmen untuk terus menghadirkan pameran kolaboratif dengan tema inovatif. Inisiatif ini bertujuan mendorong eksplorasi lebih lanjut mengenai estetika seni serta memperluas apresiasi seni di kalangan masyarakat Surabaya.

Pameran Pretty Ugly tidak hanya menantang pandangan umum tentang keindahan, tetapi juga mengajak pengunjung untuk lebih jujur dalam memaknai seni dan diri sendiri. Melalui perpaduan antara konsep eksperimental dan reflektif, karya-karya Talitha Maranila dan Dedy Sufriadi berhasil menciptakan ruang dialog tentang estetika, spiritualitas, dan keberanian untuk menerima ketidaksempurnaan.

Tulisan ini merupakan refleksi dari kunjungan langsung penulis pada pameran Pretty Ugly di UNIQ Hotel (The Win Hotel), Surabaya. Diharapkan, apresiasi terhadap seni kontemporer Indonesia dapat terus tumbuh dan menjadi bagian dari percakapan budaya yang lebih luas di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun