Isu vasektomi baru-baru ini bikin heboh jagat media sosial dan pemberitaan nasional. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengusulkan agar pria dari keluarga prasejahtera yang ingin menerima bantuan sosial diwajibkan ikut program KB melalui vasektomi. Tak butuh waktu lama, usulan ini langsung menuai protes keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Komnas HAM, sampai aktivis kesehatan reproduksi.
Kenapa vasektomi jadi isu sensitif? Dan bagaimana sebenarnya pandangan Islam terhadap vasektomi dan kontrasepsi secara umum? Mari kita kupas satu per satu.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa mayoritas beban KB masih ditanggung perempuan. Menurut data Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) tahun 2022, sekitar 61% perempuan usia subur menggunakan alat kontrasepsi, sementara hanya 0,2% pria yang menjalani vasektomi. Sebagian besar laki-laki lebih memilih metode "alami", dan masih banyak yang enggan terlibat aktif dalam urusan kontrasepsi.
Padahal, metode kontrasepsi seperti pil, suntik, atau implan memiliki efek samping yang tak ringan bagi perempuan. Sementara vasektomi justru lebih aman, tanpa efek hormonal, dan secara medis relatif sederhana. Berikut perbandingan nyata dari efek kontrasepsi antara perempuan dan laki-laki:
Efek Kontrasepsi Perempuan (Pil/Suntik/Implan/IUD):
1. Gangguan hormon (haid tidak teratur, jerawat, mood swing)
2. Kenaikan berat badan
3. Risiko pembekuan darah, hipertensi, bahkan kanker tertentu
4. Penurunan libido
5. Efek jangka panjang pada kesuburan jika digunakan terus-menerus
6. Prosedur IUD atau tubektomi bersifat invasif dan bisa sangat menyakitkan