Mohon tunggu...
Astrid Ayu Septaviani
Astrid Ayu Septaviani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang Muslim, Seorang Perempuan, Seorang Anak, Seorang Adik, Seorang Karyawan, Seorang Mahasiswa, Seorang Teman, dan Seorang Tante dari 3 pengacau kecil. Seorang Pengagum Maria Eva Duarte ( Evita Peron ) semenjak SMP. Evita buat saya simbol kekuatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keperdulian Maria Hardayanto & Moratorium Atau Stop Pengiriman TKI!

16 Desember 2010   08:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:41 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapa di antara kita yang tak punya account facebook?? pasti punya kan?? ayo kita bergabung dalam group facebook  MORATORIUM atau STOP Pengiriman TKI !!. Group ini dibuat oleh Kompasianer yang mulia dan perduli dengan nasib para TKI Mba Maria Hardayanto. Beliau juga konsisten menyuarakan nasib dan cerita pilu para TKI melalui tulisan-tulisannya, coba Anda check ke lapaknya.  Saya juga sudah bergabung, saya memang tidak se-aktif anggota lainnya yang rajin mengajak temannya untuk bergabung, saya juga tidak aktif untuk share informasi, atau memberi komentar. Saya hanyarajin  membaca tautan dari Mba Maria, informasi dari anggota lainnya dan menikmati alur diskusi yang terbentuk.

Tapi sore ini saya kembali menyambangi group ini. Saya tercengang ketika membaca tautan Mba Maria dari Media Indonesia online yang menceritakan bagaimana kehidupan TKI di kolong Jembatan. Selama ini saya hanya melihat beritanya di TV tapi saya tidak menyangka bila keadaannya separah itu. Media ini memberitakan bagaimana mereka hidup disana berbulan - bulan bersama TKI dari Negara lain, mereka minta dipulangkan ke tanah air. Mereka mengalami kesulitan, banyak yang susah mencari makan, banyak yang sakit, bahkan Mantan TKW yang sekarang hidup di Jambi bercerita bahwa ketika tahun 2009 ia menjadi penghuni kolong Jembatan, ia mendapati 3 temannya meninggal salah satunya Halimah karena sesak nafas. Mereka memang bisa berobat gratis asal mempunyai ID Card. Mereka tidak punya uang untuk membeli obat. Bahkan kini banyak yang tidur hanya beralas kardus, tidak semuanya berada dalam tenda.

Bahkan beberapa dari mereka sampai menjual diri demi uang senilai 50 real yang bisa digunakan untuk makan 8 orang dalam satu kali makan. Para pria menjadi makelar para perempuannya. Ada yang menjadi pemulung, mengais sampah plastik dan kaleng bekas, ada yang mengemis, dan banyak juga TKI pria yang bertengkar dengan TKI dari Negara lain karena berebut tempat. Ya Tuhan.... kolong Jembatan itu saja sudah tidak layak untuk dihuni tapi masih mereka rebutkan dan mereka tinggali demi bisa pulang ke tanah air.

Bukankah waktu itu Cak Imin Sang Menteri pernah ke Arab? Juga Ibu Linda Gumelar, apa Beliau berdua tidak melihat para TKI ini?? sampai ada usul untuk mengajak seluruh rakyat Indonesia patungan untuk membiayai mereka pulang. Mba Maria.... ayo kita wujudkan usul itu?? Bagaimana perasaan keluarga yang tinggal di Indonesia mengetahui saudaranya hidup terlunta - lunta sampai menjual diri di Negara Orang. Stop menyalahkan mereka yang lebih memilih bekerja di luar Negeri, Stop juga menghujat Pemerintah yang cuek karena tidak ada gunanya. Tapi kita harus terus memberikan saran pada Pemerintah sampai Pemerintah benar - benar bertindak. Kenapa banyak yang berteriak tentang HAM atas kasus lain, lalu dimana HAM untuk para TKI ini?? sudah waktunya Negara ini dan juga kita memanusiakan para TKI itu, sudah waktunya kita belajar dari Presiden Chili yang menyelamatkan penambangnya, sudah waktunya kita belajar dari Presiden Venezuela yang menampung warga korban banjir di Istananya, sementara ia menginap di tenda bantuan Negara lain.

Ayo bergabung dengan group yang kini telah beranggotakan 985 orang. Sekarang, yuuk buka facebook Anda dan bergabung dengan group ini, sama - sama berbagi solusi sebisa kita. Bantu Mba Maria dan semuanya memberi saran dan solusi untuk Pemerintah, kenapa nggak kita ulangi kembali suksesnya group Prita Mulyasari dan Bibit-Chandra. Kalau bukan kita, siapa lagi?? Apa harus menunggu saudara kita menjadi TKW dan terlantar di Kolong Jembatan??.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun