Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menguji Seberapa Sehat Penggunaan Media Sosial: Stop atau Selektif Selama Ramadan ini?

30 Maret 2024   03:38 Diperbarui: 30 Maret 2024   07:13 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecanduan internet. ©shutterstock.com/Luis Louro 

Oleh: Krisanti_kazan

Bulan Ramadan adalah waktu yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Selama bulan yang penuh berkah ini, umat berpuasa dari fajar hingga senja, menahan diri dari makanan, minuman, dan perilaku negatif lainnya. Namun, di era digital seperti sekarang, penggunaan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan tantangan baru muncul dalam bentuk penggunaan media sosial yang tak terkendali. Pertanyaannya pun timbul: apakah kita perlu stop atau memilih secara selektif menggunakan media sosial selama bulan Ramadan? Seberapa sehatkah penggunaan media sosial kita selama bulan Ramadan?  


Mari kita menguji seberapa sehat penggunaan media sosial kita dengan mengamati beberapa faktor dan pertimbangan berikut.


1. Waktu yang Dihabiskan. Evaluasi seberapa banyak waktu yang dihabiskan setiap hari untuk menggunakan media sosial. Jika penggunaan media sosial menghabiskan sebagian besar waktu luang dan mengganggu keseimbangan antara kegiatan sehari-hari, pekerjaan, dan interaksi sosial langsung, itu bisa menjadi tanda bahwa penggunaan media sosial tidak sehat.

2. Pengaruh Emosional. Perhatikan perasaan dan emosi yang muncul selama atau setelah menggunakan media sosial. Apakah penggunaan media sosial meningkatkan stres, kecemasan, atau perasaan tidak memadai? Atau sebaliknya, apakah memberikan dampak positif seperti kebahagiaan, rasa terhubung, atau motivasi? Mengetahui bagaimana media sosial memengaruhi emosi kita dapat membantu mengevaluasi kesehatan penggunaannya.

3. Interaksi Sosial Langsung. Perhatikan apakah penggunaan media sosial mengganggu interaksi sosial langsung dengan keluarga, teman, atau orang-orang di sekitar. Jika kita merasa terisolasi atau tidak menghadiri kegiatan sosial karena terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial, itu bisa menjadi tanda bahwa penggunaan media sosial kita tidak sehat.

4. Isi yang Dikonsumsi.
 Tinjau jenis konten yang kita konsumsi di media sosial. Apakah itu konten yang positif, mendidik, dan bermanfaat? Atau sebaliknya, apakah itu konten yang memicu perasaan negatif, memicu perbandingan sosial yang merugikan, atau bahkan menimbulkan ketidaknyamanan? Memilih untuk mengonsumsi konten yang sehat secara emosional dan bermanfaat bagi perkembangan pribadi kita bisa menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan penggunaan media sosial.

5. Kualitas Tidur. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu kualitas tidur. Jika kita merasa sulit tidur karena terlalu banyak waktu dihabiskan di media sosial atau terlalu terpaku pada layar sebelum tidur, itu bisa menjadi tanda bahwa penggunaan media sosial kita tidak sehat.

6. Perasaan Ketergantungan. Perhatikan apakah kita merasa sulit untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan media sosial, bahkan ketika kita menyadari dampak negatifnya. Perasaan ketergantungan atau sulit untuk membatasi diri dari media sosial bisa menjadi tanda bahwa kita perlu mengatur ulang kebiasaan penggunaan media sosial agar lebih sehat.

Menguji seberapa sehat penggunaan media sosial kita melibatkan introspeksi diri yang jujur dan kesediaan untuk melakukan perubahan jika diperlukan. Jika kita menyadari bahwa penggunaan media sosial kita tidak sehat, langkah-langkah sederhana seperti mengatur batas waktu, memilih konten yang lebih positif, atau menggabungkan aktivitas offline dapat membantu meningkatkan kesehatan penggunaan media sosial kita terutama di bulan Ramadan ini.

Bulan Ramadan adalah saat yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, di mana umat beribadah lebih intensif, berbagi kebaikan, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi salah satu alat yang sangat berguna untuk memperluas jangkauan dakwah, berbagi inspirasi, dan menjaga koneksi dengan sesama umat. Namun, untuk memanfaatkan media sosial secara cerdas selama bulan Ramadan, diperlukan strategi yang tepat.


Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam memanfaatkan media sosial secara produktif selama bulan Ramadan.


1. Menyebarkan Pesan Kebaikan. Manfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan, motivasi, dan inspirasi yang relevan dengan tema Ramadan. Posting tentang ayat-ayat Al-Quran, hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, atau kutipan-kutipan dari ulama-ulama terkemuka dapat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun