Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa dalam Peristiwa, Berita dan Opini

26 Juni 2010   06:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:16 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi sangat mendasar, strategi, dan berpeluang sebagai pengembang isi pesan komunikator itu sendiri. Saya belajar dan mengutip dari Kartika Sari Henry dari Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya, pemenang Kompetisi Bebaskan Pengetahuan 2010! dengan judul Budaya, dapat dilihat di halaman web Wikimedia Indonesia. “Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.”

Pada tanggal 24 Juni yang lalu saya mendapat tugas dari pimpinan Gereja local Ganjuran untuk ikut serta menerima tamu peserta Seminar internasional tentang Budaya dan Agama yang diselenggarakan oleh IAIN Yogyakarta bekerjasama dengan Kedutaan Jerman. Mereka membuat peninjauan eksposur ke Geraja dan Candi Ganjuran. Karena saya tak mampu berbahasa Jerman saya ajak seorang teman eks manager salah satu hotel berbintang. Ternyata dia juga hanya mampu berbahasa Inggris dan Perancis. Untung bahwa Panitia sanggup membawa interpreter. Maka saya yang harus menjelaskan sejarah, visi dan misi monuman Candhi dan gereja Ganjuran lalu dengan bebas berbahasa Indonesia sehingga saya sempat lebih berkonsentrasi pada isi pesan yang harus saya sampaikan.

Saya menjadi teringat akan berita Kompas Selasa 27 April 2010, tentang KEAGAMAAN :SEMINAR INTERNASIONAL Senin 26/04/10 : DIALOG ATASI PERBEDAAN.(MZW) Tentu ceritera tentang Seminar Internasional itu sendiri pasti menarik.Themanya: Agama, Etika, dan Dogmatisme di Indonesia. Pembicara pertama Hans Kung membuka wacana tentang Sumber dan perkembangannya agama2.(Yahudi,Kristen,Islam) Ada perubahan paradigm, dibutuhkan komitmen akan nilai2 dasar agama sebagai etika global. Perlu Dialog. Guru besar Sek Tinggi Filsafat Driyarkoro, Magnis Suseno mengatakan Dialog sulit tapi perlu dan harus. Ketua Umum NO,Said Aqiel Siradj menegaskan bahwa yang paling merusak agama adalah politik. Politik mempengaruhi perkembangan keagamaan.

Itu saya hubungkan dengan dua artikel OPINI dalam Kompas, halaman 6, Selasa 27 April. 2010. Satu dengan judul GAGALNYA DISKURSUS ANTIKORUPSI,oleh P.Ari Subagyo (penggulat linguistic,Sanata Dar.) ditulis disana :“ Mengapa korupsi terus menggurita? Mengapa koruptor tetap merajalela, bahkan makin nekat dan menggila? Mengapa Indonesia tetap jawara korupsi se Asia?” (dikutip dari tulisan aliena pertama). Selanjutnya dikatakan bahwa Makna korupsi disosialisasikan dengan istilah yang tidak menggigit, sehingga korupsi mendapat persepsi yang kurang mantap/memberi pesan yang kurang tajam. Lain halnya misalnya “maling, rampok uang rakyat” dsb.

Artikel kedua dengan judul MAFIA , oleh Luky Djani(Mahasiswa doktoral Asia Research Center Murdoch University) Tulisnya : “Akhir-akhir ini kata Mafia menghiasi khasanah public. Skandal dan penyimpangan oleh penyelenggara Negara dan kaki tangannya dilabeli mafia dan entah apa lagi. Dan, untuk mengatasi Pemerintah dengan cekatan membentuk Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum” (dikutip dari tulisan aliena pertama) . Mafia menurut aselinya adalah hegemoni dalam masyarakat (kejahatan/penjahat) oleh kelompok patriarkis. Kecuali merusak demokrasi juga merusak tatanan hukum dan main kuasa dan hakim sendiri. Komit dan loyalitas tinggi kepada kelompok sendiri lebih dari kepada Negara dan Kepentingan umum.

Kita juga dapat belajar dari TAJUK RENCANA. Kompas tajuk kedua. Tentang hal yang sama berjudul : TRAGEDI BELGIA DARI BAHASA. Tertulis : “Apakah Belgia negeri kecil di Eropa berpenduduk 10,6 juta jiwa (2009). Dan markas besar Nato dan Uni Eropa, harus pecah gara-gara bahasa?Krisis politik yang menimpa pemerintahan Perdana Menteri Yves Leterme, dan berujung pada hancurnya pemerintahan koalisi itu Kamis lalu, sebenarnya merupakan cerminan dari masalah lama yang menyelimuti Belgia dan tak pernah terselesaiakan”(dikutip dari tulisan tsb aliena pertama). Bahasa membawa kebudayaan pola pikir ideologi sikap politik dst

Kata kunci pemebelajara yang dapat diambil antara lain:

1.Ideology, latar belakang dan perkembangan

2.Entitas dan cirri khas (perbedaan)

3.Komitmen dan loyalitas

4.Komunikasi dan dialog

5.Bahasa dan pemaknaan

Maka benang merah yang ingin saya rajut disini adalah :

1.Pluralitas itu ada diseluruh dunia. Dan kita perlu berkomunikasi.

2.Dalam pluralitas tidak bisa jaman sekarang mau menang-menang sendiri maka mutlak itu Toleransi, minimal atas dasar komitmen dasar

3.Dialogmenjadi output utama yang perlu diwujutkan dan dibuktikan.

4.Pemaknaan terhadap setiap obyek perlu dicarikan pendekatan. Tentu kedekatan dalam pemaknaan akan memberi kedekatan hubungan setiap warga dalam masyarakat. Tetapi tentu itu tidak mudah. Bahasa prima dona disini. Apabila saling pemahaman tidak berhasil pada tingkat pemaknaan konsep atau persepsi, bahasa, perlu dicari jalan kearah :

5.Dialog karya…… (seperti di zaman kemerdekaan : dialog karyanya “perjuangan lawan musuh dari luar”) …………… Sebuah kegiatan nyata dan yang didasarkan pada kesepahaman, seperti social, dsbdsbdsb.

Wassalam….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun