Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Telanjang Badan dan Telanjang Spiritual

21 Februari 2021   07:32 Diperbarui: 21 Februari 2021   07:47 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hari Rabu malam tanggal 17 Februari 2021, saya awali menulis ini sebagai obat penawar kesedihan yang baru pertama kali selama hidupku saya harus menangis, dengan sesal dan rasa terpukul. Secara bersambutan ada tiga hal ini saya hayati :

Merasa Termakan oleh prinsip yang selalu saya perjuangkan. Bahwa beragama beriman beribadat harus tuntas membuat kita ini bisa bertransformasi. Doa yang paling baik dengan cara manapun tidak elok bila belum bisa membuat orang jadi lebih baik. Dan itu susah sekali di laksanakan. Itulah soal hangat saya..

Mengikuti alur waktu peribadatan katholik saya merasa pas menyiapkan renungan sendiri tentang pertobatan. Pertobatan berarti melepas segala kemelekatan diri pada yang bukan dari Allah, untuk kembali kepadaNya.(ibarat kembali telanjang seperti saat kita dilahirkan) Dan itu berat dilakukan serta membutuhkan latihan matiraga, seperti meditasi, berpantang dan puasa dari kegemaran dsb. Itu yang saya bayangkan dengan kata telanjang spiritual.

Hari ini pola pikir artikel belum selesai tersusun saya mendengar berita kematian anak saya. Dia kebanggaan dan penopang dinamika hidup saya. Belum lagi hati saya tersayat melihat perempuan kesayangan, isterinya, anaknya, ibunya anak saya itu   menangis. Perempuan itu seharusnya bahagia, mereka pada menangis.

Momentum cantik yaitu ketika perempuan itu sadar sedang dicintai. Frase ini saya temukan dalam safari mata saya dibeberapa wajah yang lewat. Belum sampai kutulis di Facebook eee saya melihat wajah wajah orang saya cintai menangis. Dan wajah anak saya menjadi wajah jenazah. Dan akuku tidak berdaya

Pembaca yang budiman. Saya tidak ingin mengajak anda berduka bersama saya. Saya akan berrekreasi sejenak dengan menengok dinamika berita berbau hangat dengan seksuaitas dan dekat dengan ketelanjangan.

VIVA--Pengakuan aktris Hollywood Salma Hayek soal adegan seks dengan lawan mainnya Antonio Banderas di film Desperado begitu menarik perhatian. Informasi ini pun menjadi yang paling banyak diminati oleh pembaca kanal Showbiz VIVA.co.id sepanjang Selasa, 16 Februari.Salma Hayek Bongkar di Balik Adegan Seks dengan Antonio Banderas.

Jadi demikianlah minat banyak orang didunia (bisnis) hiburan. Pembongkaran tentang adegan seks. Adegan seks dibongkar tampak terkesan porno. Padahal Salma membuka informasi agar terhindar dari salah anggapan atau persepsi tentang fakta adegan dia itu.

Sebenarnya berbeda dengan kasus yang saya petik ini dari Kasus Perselingkuhannya Merembet ke Politik, JAK Dilengserkan dari Wakil Ketua DPRD Sulut (msn.com).

Suatu ketika terjadilah Drama perselingkuhan seorang anggota dewan. bernama JAK.  Perselingkuhan ini makin menarik perhatian lantaran pengakuan penyelingkuh bernama Angel Sepang di publik.  Menjadi terbuka bahwa hubungan JAK dengan Angel Sepang sudah terjalin lama. Angel mengaku bukan hanya sekali saja dilabrak oleh isteri JAK Michaela, tetapi sudah tiga kali.  Sebaliknya Michaela mengatakan: "Apa yang saya alami pun banyak keluarga lain mengalaminya, tapi yang buat perbedaan, kami di video yang lain tidak," kata Michaela Paruntu, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Aktivitas Sinta Nanga Family, Senin (8/2/2021).

Dalam kasus yang kedua ini ada keterbukaan bagi publik hubungan lelaki perempuan yang diselingkuhkan, yaitu dilakukan dibelakang mata orang tertentu. Nah itu di buka, dibongkar, dipublikasikan keluar tirai selingkuan. Akibatnya luas diranah publik dan formal. Yang ditutup tutup menjadi "rahasia" umum. Yang rahasia (badan) dibuka umum, menjadi bagaikan penelanjangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun