Keanekaragaman adalah konsekwensi dari kemajemukan. Rekayasa manusia sering menutup perbedaan dengan membuat keseragaman. Dengan keseragaman seperti tertutup perbedaan. Padahal dibalik seragam tetap ada perbedaan. Cara lain "menutup" perbedaan kreativitas manusia menciptakan keserasian dan harmoni. Harmoni sudah diajarkan oleh keberagaman unsur-unsur alam. Manusia cerdas dan kreatip mampu belajar seni alami. Â
Jadi merupakan Hikmah kemajemukan adalah adanya peluang manusia untuk berkreativitas. Bahkan seandainya yang ada itu hanya massa tunggal, pasti manusia akan berkreasi mengubah ketunggalan itu dengan banyak lingkar lekuk seperti pemahat mengubah batu menjadi arca yang indah. Kreativitas manusia adalah berpadu dengan dinamika vitalitas kehidupan yang maunya bebas seperti dikatakan dimuka, mau menerjang keterbatasan. Termasuk keterbatasan waktu dan proses berjalannya waktu.
Hikmah kemajemukan, keberagaman, dan perbedaan manusia yang bebas bisa membuat pilihan.Pilihan untuk mengambil, mengabaikan, atau menyikapinya.
Dalam membuat pilihan dan menghadapi bencana, kejahatan, dan hambatan manusia dapat bermain dengan waktu. Dengan waktu manusia bisa menciptakan kondisi untuk terjadinya Peluang. Sebenarnya ditengah tengah keberagaman itu bisa terjadi peristiwa diluar kehendak manusia dimana manusia mendapat Peluang. Peluang seperti itu saya sebut Momentum. Yaitu Peluang yang merupakan celah ditengah kondisi yang menghambat, dimana manusia bisa kembali menjadi bebas maju kedepan. Peluang yang sekedar terobosan waktu itu disebut momentum kronos, sementara momentum yang saya sebut Faktor X, orang lain menyebut Momentum Khoiros.
Demikian analisa Keterbatasan, Kebebasan, dan Kemajemukan ini menghantar diambilnya pembelajaran/Kesimpulan, dimana bisa diciptakan atau diambil peluang, sehingga wajarlah : Hambatan jadi peluang atau momentum khoiros bisa ditemukan. Â Dan semua kembali disadarkan pentingnya Kecerdasan untuk mengubah hambatan menjadi Peluang.
Namun bagaimanapun juga opini sederhana ini harus ditutup dengan permintaan maaf bukan menggurui tetapi mengajak bermenung dan tolong terima salam hormat saya.
Ganjuran, 22 Januari 2018. Emmanuel Astokodatu