Mohon tunggu...
Assifa Candra
Assifa Candra Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MASIH BELAJAR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rupanya Bullying Bisa Terjadi Sejak Usia Dini

14 Juni 2023   21:29 Diperbarui: 14 Juni 2023   21:37 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Komitmen pengakuan dan perlindungan terhadap hak atas anak telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2) menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan anak telah banyak diterbitkan, namun dalam implementasinya di lapangan masih menunjukkan adanya berbagai kekerasan yang menimpa pada anak antara lain adalah bullying.

Bullying merupakan budaya buruk yang terus terulang, dari data yang dirilis KPAI, 13 Februari 2023 tercatat kenaikan angka kasus bullying sebanyak 1.138 kasus kekerasan fisik dan psikis yang disebabkan oleh bullying. Dikutip laman resmi Komnas Anak, Indonesia pada tahun 2018 menempati posisi ke 5 dari 78 negara dengan kasus bullying terbanyak. Lebih memprihatinkan lagi, kasus bullying rata-rata terjadi di lingkungan sekolah dan dilakukan oleh taman kanak-kanak. Tindakan bullying memiliki dampak bukan hanya kepada korban, tetapi juga kepada pelaku. Kebanyakan korban merasa depresi dan marah, hal tersebut dapat mempengaruhi rendahnya prestasi dan kehadiran peserta didik dikelas.  

Bullying merupakan perilaku yang berbahaya karena dapat memberikan dampak traumatik yang dapat mempengaruhi perilaku anak-anak pada tahap perkembangan selanjutnya, baik pada pelaku bullying, maupun pada korban bullying. Anak yang diusia dininya terindikasi dan terlibat dalam perilaku bullying, berpotensi untuk menjadi pelaku kenakalan di usia remajanya, tindakan kekerasan, serta terjebak dalam tindakan criminal. Pelaku dan korban bullying akan kesulitan untuk melakukan hubungan dengan sosialnya (Surilena, 2016). Sebagian orang tua di Indonesia sendiri masih mengabaikan akan pentingnya penanaman karakter yang kuat pada anak terutama pada anak usia sekolah dasar yang sedang tumbuh dengan beragam rasa ingin tahunya, dengan menjadikan orang tua sebagai contoh dalam mereka bersikap, tetapi mereka lalai bahkan lupa dengan berbagai faktor seperti sibuk bekerja, kurangnya komunikasi dalam keluarga, kurangnya pengetahuan orang tua dalam mendidik anak, sehingga kurang memperhatikan bagaimana karakter anak yang sesungguhnya.

Perilaku bullying juga bisa dicegah melalu cara kita mendidik anak. Ketika di rumah, karena cara mendidik anak ketika di rumah bisa menjadi anak tersebut menjadi pelaku bullying atau tidak. Orang tua atau keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak, karena dengan orang tua pertama kali anak memulai berinteraksi serta mendapat pengalaman-pengalaman baru di hidupnya. Pendidikan oleh orang tua merupakan pegangan yang penting untuk perilaku anak di lingkungan masyarakat. Pendidikan keluarga adalah hal yang hanya bisa diajarkan oleh orang tua, karena hanya orang tua yang mengawasi anak di rumah dan mempunyai tanggung jawab untuk itu.

Bullying akan memberi dampak yang cukup besar pada kehidupan anak dan perkembangan karakternya. Anak-anak yang mengalami bullying dapat membawa luka batin atau trauma sehingga menjadi orang yang memiliki kepercayaan diri rendah, juga berbagai masalah lainnya. Anak tentunya belum dapat menyelesaikan sendiri masalahnya yang berkaitan dengan gangguan dari teman lainnya. Karena itu, sangat diperlukan adanya peranan orang tua dalam kasus bullying untuk membantu anak melalui tahapan tersebut dan meminimalkan dampak negatifnya. Orang tua adalah sosok pertama yang dikenal oleh seorang anak, menurut (Fardiansyah, 2022) bahwa orang tua memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak. Berikut peran orang tua dalam perilaku bullying, diantaranya:

Orang Tua Sebagai Penengah

Peran orang tua dalam kasus bullying yang paling utama adalah sebagai penengah terhadap perilaku bullying. Orang tua dapat menjadi jembatan untuk menyelesaikan kasus bullying yang dilakukan anak ataupun jika anaknya menjadi korban bullying. Jembatan yang dimaksudkan disini tentunya antara anak dan pelaku bullying, atau antara korban bullying dengan anaknya sendiri.

Orang Tua Sebagai Pengasuh yang Kompeten

Tentunya tidak ada lagi yang bisa turut mengendalikan dan membentuk perilaku anak selain orang tuanya. Baik itu dalam kaitannya ketika anak menjadi korban ataupun menjadi pelaku. Orang tua dapat menjadi pihak yang meluruskan perilaku bullying atau justru mendukungnya dengan pola asuh yang mereka terapkan kepada anak di rumah. Contohnya, ketika orang tua menerapkan pola asuh yang selalu menuruti keinginan anak tanpa pernah mengajarkan konsekuensi, maka secara tidak langsung orang tua sudah menjadi pendukung ketika anaknya melakukan bullying kepada anak lain.

Orang Tua Sebagai Pengamat 

Menjadi orang tua berarti harus cukup jeli untuk mengamati perilaku anak. Anak yang mengalami bullying tentunya akan menunjukkan gejala yang jelas antara lain seperti menarik diri dan tampak murung. Anak yang menjadi pelaku adalah anak yang paling sulit dilihat perilakunya, bahkan mungkin saja tidak tampak adanya perbedaan. Pengabaian orang tua terhadap perilaku anak dapat menghasilkan anak yang senang membully, dan juga membuat orang tua tidak dapat melihat anak yang menjadi korban sampai situasinya memburuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun