Mohon tunggu...
Asrul Sani Abu
Asrul Sani Abu Mohon Tunggu... Author | Entrepreneur | Youtuber

Seorang penulis buku, pujangga, dan novelis serta pebisnis yang telah melahirkan berbagai karya inspiratif. Aktif membagikan ilmu dan pemikirannya melalui kanal YouTube SANI TV Indonesia, serta melalui artikel dan buku-buku bertema manajemen, literasi, dan spiritualitas. Di dunia profesional, Asrul menjabat sebagai Direktur Jasa Transportasi di Kawasan Pelabuhan. Ketua Bidang Hubungan Internasional APINDO Sulawesi Selatan, Ketua Bidang Transportasi AUMI Jakarta, serta pengurus ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia) wilayah Sulawesi Selatan dan Barat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Takdir, Cinta Sendiri

22 Juni 2025   18:16 Diperbarui: 22 Juni 2025   19:08 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Takdir Cinta/dokpri

"Takdir, Cinta yang Kembali"

Ada kalanya hidup ini berjalan dalam sunyi,
bukan karena tak ada yang menemani,
tapi karena Tuhan sedang mengajari, tentang arti cukup dari dalam diri.

Kita pernah berdua,
tertawa di bawah langit yang sama.
Lalu semesta memisahkannya,
dan kita kembali sendiri,
menjadi puing-puing rindu
yang disusun ulang oleh waktu dan luka-luka yang suci.

Sendiri...
bukan kutukan, bukan kesialan.
Ia adalah cara Tuhan memeluk kita dalam diam,
menata hati yang sempat terlalu sibuk dalam dunia yang ramai
oleh harapan yang tak pernah sampai.

Ada saatnya kau mencintai
lalu dilukai.
Ada saatnya kau dipeluk
lalu ditinggal pergi.

Dan ada juga saat di mana
kau mencintai,
namun harus merelakannya, demi yang lebih abadi.

Jangan tangisi jalan ini.
Tuhan tidak pernah iseng mengatur sepimu.
Ia hanya sedang melatihmu,
menjadikan hatimu tangguh seperti batu karang di lautan
yang dihantam gejolak badai, tapi tak pernah karam.

Karena ada kalanya,
Tuhan mentakdirkan hidup kita untuk
sendiri, lalu bersama,
sendiri lagi.
Dan, akhirnya bersama kembali
di Nirwana paling indah bagi mereka yang menemukan makna ikhlas dalam jiwa.

Yang tak mengutuk kesendirian,
tapi menggunakannya sebagai jendela
untuk melihat Tuhan lebih dekat,
dan cara mencintai tanpa syarat.

Bila saat itu tiba,
kita tak akan saling tanya,
"Ke mana saja kamu selama ini?..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun