Mohon tunggu...
Asri Abbas
Asri Abbas Mohon Tunggu... Mahasiswa Pascasarjana IAIN Palopo

Menulis dan Traveling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

putri tadampalik

8 Mei 2025   11:05 Diperbarui: 8 Mei 2025   10:03 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kisah Putri Tadampalik

Legenda dari Tanah Luwu

  

 

Kisah Putri Tadampalik menarik untuk dikulik. Pasalnya dari legenda tanah Luwu , Sulawesi Selatan (Sulsel) ini banyak pelajaran yang bisa dipetik, diantaranya tentang pentingnya menjaga tradisi dan menghormati kepercayaan leluhur. Dahulu kala, di sebuah kerajaan yang makmur dan damai di Sulawesi Selatan, negeri Luwu, hiduplah seorang raja bijaksana bernama La Busatana Datu Maongge, yang lebih dikenal sebagai Datu Luwu. Negeri Luwu dipenuhi oleh petani dan nelayan yang hidup sejahtera di bawah kepemimpinannya.

  

 

Namun, pusat perhatian kerajaan ini adalah putrinya yang cantik jelita, Putri Tadampalik. Kecantikan dan perilaku mulianya dikenal luas hingga ke negeri tetangga, termasuk ke Kerajaan Bone yang letaknya jauh di sebelah selatan. Berita tentang kecantikan Putri Tadampalik sampai ke telinga Raja Bone, yang ingin menjodohkan putra mahkotanya dengan sang putri. Duta-duta dikirim ke Luwu untuk melamar Putri Tadampalik.

  

 

Namun, Datu Luwu menghadapi dilema besar. Adat Luwu melarang gadis-gadisnya menikah dengan orang luar. Jika lamaran ini ditolak, ia khawatir akan terjadi perang yang menyengsarakan rakyatnya. Setelah banyak pertimbangan, dengan berat hati, ia menerima lamaran itu demi perdamaian dan kesejahteraan rakyatnya. Namun, nasib berkata lain. Tidak lama setelah lamaran diterima, Putri Tadampalik menderita penyakit kulit yang aneh. Tubuhnya mengeluarkan cairan kental yang berbau tidak sedap, dan semua tabib istana tidak mampu menyembuhkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun