4. Sebagai bentuk keimanan dan ketakwaan terhadap  Allah
5. Tauladan dari nabi Muhammad SAW
6. Disinari cahaya kebaikan
7. Menghapus dosa tuan rumah.
Bagaimana akan merasakan arti kemenangan yang sesungguhnya, kalau di silaturahmi saja tak baik, bagaimana mau dikatakan menang jika akhlak  terhadap keluarga buruk.Â
Kemenangan itu bukan soal pengakuan, pencapaian, penghargaan. Semua adalah soal kemampuan kita untuk mengendalikan  diri kita sendiri, dari rasa kebencian, dendam, amarah. Terlebih di hari idul fitri, manusia kembali pada fitrahnya. Kemenangan adalah di mana saat kita mampu mengalahkan sebuah kegagalan, menjadikan pertanda bahwa Allah sayang, dan di saat kita merasa mantap dalam melangkah melawan sebuah kegagalan saat perilaku orang lain tak sesuai dengan perilaku yang kita beri padanya.
Bermaafan bukan hanya di saat idul fitri namun kapan saja, di mana saja, saat kita merasakan ada kejanggalan di hati. Â Kemenangan lebih menitik beratkan pada diri, penilaian diri dan melawan egi sendiri.
Sumber dalamislam.com
Palembang, 14052021