Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bukanlah Sebuah Kemenangan Jika Hati Masih Tertutup

15 Mei 2021   01:05 Diperbarui: 15 Mei 2021   01:14 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://penandpiano.wordpress.com/2012/11/15/kemenangan-hati/amp/

4. Sebagai bentuk keimanan dan ketakwaan terhadap  Allah

5. Tauladan dari nabi Muhammad SAW

6. Disinari cahaya kebaikan

7. Menghapus dosa tuan rumah.

Bagaimana akan merasakan arti kemenangan yang sesungguhnya, kalau di silaturahmi saja tak baik, bagaimana mau dikatakan menang jika akhlak   terhadap keluarga buruk. 

Kemenangan itu bukan soal pengakuan, pencapaian, penghargaan. Semua adalah soal kemampuan kita untuk mengendalikan  diri kita sendiri, dari rasa kebencian, dendam, amarah. Terlebih di hari idul fitri, manusia kembali pada fitrahnya. Kemenangan adalah di mana saat kita mampu mengalahkan sebuah kegagalan, menjadikan pertanda bahwa Allah sayang, dan di saat kita merasa mantap dalam melangkah melawan sebuah kegagalan saat perilaku orang lain tak sesuai dengan perilaku yang kita beri padanya.

Bermaafan bukan hanya di saat idul fitri namun kapan saja, di mana saja, saat kita merasakan ada kejanggalan di hati.  Kemenangan lebih menitik beratkan pada diri, penilaian diri dan melawan egi sendiri.

Sumber dalamislam.com

Palembang, 14052021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun